Pada masa yang lalu, saya pernah berkendaraan dari arah Tomang menuju Tol Tangerang. Waktu itu malam hari dan memasuki terowongan yang ramai dipadati kendaraan, saya hanya bisa menghela nafas panjang. Seperti judul lagu the Beatles, It is a hard day night…. Hari yang sangat melelahkan. Saya pun mengantri dalam kemacetan.
Tiba-tiba sayup-sayup, entah dari mana asalnya terowongan tersebut bergema alunan biola yang begitu indah… energi saya langsung tersentak. “Hmmm, lagu transcendence yang begitu Indah yang diciptakan dan dimainkan oleh Lindsey Stirling…, Ada pemain biola yang hebat nih.” Begitulah pikiran saya melayang.
Musik itu begitu meneduhkan pikiran saya yang begitu lelah akibat bekerja dan langsung menghipnotis dan sangat menghibur saya. Saya berpikir… wow hebat juga PEMDA kita sampai memikirkan untuk membuat musik yang indah di dalam terowongan itu. Atau apakah itu berasal dari komplek Central Park yang memang berada tidak jauh dari terowongan itu?
Tiba-tiba saya melihat seorang pengamen di sebelah kanan yang sedang bermain biola. Ooo rupanya alunan musik itu berasal dari pemain biola tersebut. Saya terkagum-kagum, kepenatan saya langsung berangsur-angsur hilang. Sayang mobil saya berada di tengah dan terhalang barisan mobil-mobil yang ada di sebelah kanan mobil saya, sehingga saya tidak dapat memberikan uang pada pemain biola tersebut.
Namun satu hal yang ironis adalah… adakah yang memperhatikannya? Adakah yang menghargainya? Saya tidak melihat satu pun yang membuka jendela kaca mobilnya dan memberikan apresiasi pada pemain musik biola yang masih muda itu.
Kejadian ini mengingatkan kembali pada kisah yang pernah terjadi di Amerika menjelang natal tahun 2015. Ketika itu Lindsey Stirling yang saya ceritakan di atas. Seorang violinist ternama di USA menyamar menjadi seorang pengamen dan bermain lagu “Hallelujah” di sebuah stasiun kereta api di New York.
Cobalah lihat bagaimana reaksi New Yorker yang berlalu Lalang di sana dan yang menunggu kereta api di sana. Adakah yang memperhatikan? Adakah yang memberi uang padanya? https://youtu.be/5VzprYCxPBQ
Ya… Tidak ada yang perduli, tidak ada yang mengapresiasi… Hingga video ini di upload di youtube. Barulah video ini hits dan dilihat oleh lebih dari 59 juta orang dengan likes 829.000. Barulah orang mengapresiasi apa yang dilakukan Lindsey.
Ya di dunia ini banyak orang melihat seseorang berkontribusi dalam bentuk karya musik, lukisan, tulisan yang indah. Tapi mereka taken for granted dan membiarkannya berlalu begitu saja. Bahkan bukan Cuma begitu… cobalah lihat video Lindsey Stirling itu… Ada 11.000 an orang yang dislike video tersebut. Boro-boro mengapresiasi, malahan karya itu didepresiasi…
Apa sih salahnya orang yang membuat orang lain lebih bahagia, lebih tenang di tengah kemacetan, menghibur yang sedang stress, Lelah akibat bekerja? Setidaknya jika kita tidak mengapresiasi… Janganlah kita medepresiasi kerja seseorang yang begitu mulia.
Dilingkungan kita pun sesungguhnya banyak orang-orang yang berkarya bagi nikmatnya hidup kita. Pernahkah kita berpikir untuk mengapresiasi mereka? Bisa jadi mereka itu adalah para pegawai kita, pembantu kita, supir kita, atau tetangga kita, siapa saja yang hidupnya bersilangan dengan hidup kita dan berkontribusi terhadap kebahagiaan diri kita. Apresiasilah….
”Appreciation is a wonderful thing: It makes what is excellent in others belong to us as well.” – Voltaire.
Have a GREAT Day! GC