IWA Blog

DISTORSI PERSEPSI

DISTORSI PERSEPSI

Suatu ketika ada seorang guru yang melewati rumah mantan dari muridnya. Di depan pintu rumah itu ternyata ada ibu mantan muridnya itu yang kebetulan keluar rumah sehingga mereka berpapasan. Guru itu pun menyapa: Hallo bu, apa kabar? Gimana kabar Sonia (Mantan muridnya).

Mama dari Sonia pun menjawab: Eh Bu Guru, saya baik-baik aja. Sonia sudah menikah bu Guru dan sekarang ia hidup sangat bahagia. Dia mempunyai suami yang luar biasa! Suaminya memberikan dia sebuah mobil yang bagus, perhiasan-perhiasan yang mahal. Bahkan sarapannya disiapkan di ranjang oleh suaminya, dan dia bisa berleha-leha di ranjang hingga siang. Sungguh suaminya adalah hadiah bagi keluarga kami.”

Guru: Ooo begitu yah… selamat kalo gitu, BTW…kalau tidak salah Sonia juga punya Koko yah…

Wah ternyata ingatan Bu guru luar biasa, Iya kokonya Sonia Namanya Maru Bu Guru.

Guru: Ahhh yaaa.. Maru, ingat deh saya sekarang… Gimana kabarnya dia?

Ehmmm gimana ya, Maru itu hidupnya sungguh malang bu Guru. Nasibnya kurang beruntung kaya adiknya. Istrinya itu anak manja dan kerjanya menuntut ini dan itu melulu, Maru sampai harus membelikannya mobil, menyediakan sepasukan pelayan. Udah gitu Maru juga jadi boros deh membelikan perhiasan-perhiasan mahal dan baju-baju mahal yang sebenarnya ga perlu menurut saya. Dan malasnya itu loh gak ketulungan bu guru, masa sarapan aja minta di antar keranjangnya dan sepanjang hari kerjanya mengurung diri terus di kamar. Ampun deh…

Cerita di atas menggambarkan bagaimana seseorang bisa mempunyai standar ganda dalam menilai seseorang. Ketika menilai orang yang mempunyai hubungan dekat dengannya seperti suami/istri, anak, saudara maka kecenderungannya semua tindakan dan perilakunya positif-positif saja. Namun ketika menilai orang lain yang tidak mempunyai hubungan, maka ia menilainya dengan negative.

Inilah yang disebut dengan distorsi persepsi. Persepsi yang terdistorsi karena faktor kedekatan pada orang tersebut. Berbicara tentang anak sendiri yang kedekatannya cukup dekat maka Persepsinya positif selalu. Namun berbicara tentang orang yang kedekatannya tidak dekat seperti mantu maka persepsinya bisa menjadi negatif. Ini Namanya standar ganda akibat distorsi persepsi.

Apalagi jika menyangkut diri sendiri. Banyak orang yang berharap orang lain harus melakukan ini dan itu terhadap dirinya. Tapi ia sendiri enggan untuk melakukannya pada orang lain. Jika kita minta anak buah kita untuk tersenyum jika sedang melayani pelanggan. Kita juga harus melakukan hal yang sama dan tersenyum jika sedang melayani pelanggan. Jika kita minta agar anak buah kita bekerja dengan tepat waktu, kita pun juga harus melakukan hal yang sama.

Apa yang engkau tidak suka orang lain lakukan pada dirimu, Jangan lakukan itu pada orang lain. Jangan menggunakan double standard apalagi triple standard. Jadilah orang yang adil pada diri sendiri, pada keluarga dan pada orang lain.

“So in everything, do to others what you would have them do to you.” Mat.7:12.

Have a Great day! GC

Previous Post

HIDUP SEIMBANG

Next Post

HIDUP

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online