By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind
Pada suatu waktu, ada seorang ayah yang begitu merasa frustasi dengan anak laki-lakinya yang dinilainya kurang jantan padahal anak itu sudah berusia 16 tahun. Sang ayah pun pergi menjumpai seorang guru silat yang terkenal hebat dan meminta pada sang guru tersebut untuk membantu anaknya.
Sang Guru berkata: Saya bisa membantunya, akan tetapi kamu harus meninggalkan anakmu ditempatku ini selama 3 bulan secara total tanpa dikunjungi. Saya akan menempanya dan saya yakin kamu akan puas melihat hasilnya nanti..
Sesuai janji, sang ayah pun tidak mengunjunginya selama 3 bulan. Setelah 3 bulan menanti dengan harap-harap cemas, sang ayah pun akhirnya berkunjung kesana. Sang guru membawanya ke pendopo untuk menyaksikan pertandingan silat anaknya hasil pelatihannya di sana.
Ketika kompetisi berlangsung, sang ayah menemukan bahwa lawan anaknya tidak lain dan tidak bukan adalah guru silat anaknya sendiri tersebut.
Jelas pertandingan ini tampak tidak seimbang. Guru itu tampaknya jauh lebih siap untuk menang. Sehingga anaknya selalu diserang tanpa perlawanan apa-apa. Anak tersebut jatuh berguling-guling kena tendangan sang guru, tapi ia tidak menyerah dan selalu bangkit kembali ketika jatuh saat diserang. Terus seperti ini hingga 20 kali. Ayahnya menjadi malu dan merasakan sakit di dadanya tapi tidak berani berkata apa-apa.
Anak itu pun kalah secara telak setelah pertandingan usai. Sang guru berkata pada sang ayah: “Nah bagaimana? anakmu memperlihatkan kejantanannya bukan?”
“Haduhh, Saya jadi malu sekali dengannya! Setelah 3 bulan berlatih. Hasilnya seperti ini? Dia begitu lemah dan langsung terjatuh ke lantai saat diserang. Saya rasa dia pencecut dan tidak jantan sama sekali, itulah sebabnya dia bisa kalah telak seperti itu.” Kata ayahnya dengan sangat kecewa.
Sang guru berkata: “Maaf, saya tidak mengerti mengapa kamu berkata demikian? Kamu hanya melihat kegagalan dan kesuksesan diatas permukaan saja. Apakah kamu tidak melihat keberanian dan kenekadannya untuk selalu berdiri lagi segera setelah dia jatuh? Yang mana sesungguhnya, hal inilah yang membuktikan bahwa ia adalah seorang yang sungguh JANTAN.
Ingatlah bahwa hakekat seorang JANTAN artinya adalah orang yang dengan BERANI MENGHADAPI masalahnya sekalipun ia jatuh bangun, sekalipun ia tidak tahu bagaimana memenangkan pertandingan tersebut. Tetapi dengan semangat dan keberanian terus berusaha yang terbaik untuk memenangkan pertandingan tersebut. Itu barulah Jantan”
Banyak pria yang ketika ribut dengan pasangannya, ia merasa keJANTANannya dilecehkan. Sehingga ia merasa perlu menunjukkan kejantanannya bahkan dengan cara menceraikan atau berpisah dengan pasangannya dengan berani. Hal ini sesungguhnya adalah perilaku yang justru keliru. Karena ketika seorang pria melakukan hal seperti ini. Ia justru menunjukkan betapa pengecutnya dia. Ia tidak mempunyai keberanian untuk terus tegar memperbaiki situasi rumah tangganya. Malahan memilih untuk lari menghindari masalah. Ini namanya pengecut dan bukan JANTAN.
Ingatlah selalu, Masalah itu bukan untuk dihindari. Masalah adalah untuk dihadapi dengan berani. Masalah adalah sebuah kesempatan untuk meningkatkan life skill (keahlian hidup) kita. Ketika kita mampu menyelesaikannya, maka tingkat life skill kita juga akan meningkat.
Selain itu, mari kita tidak selalu berfokus pada hasil yang baik ketika kita melakukan segala sesuatu. Lihatlah proses-proses yang sudah kita lalui, pengalaman-pengalaman atas usaha-usaha yang kita lakukan. Ini jauh lebih berharga dari hasil itu sendiri.
Kejantanan seseorang justru BUKAN ditunjukkan ketika ia mampu dan berhasil menyelesaikan sebuah misi / goal. Kejantanan seseorang justru akan lebih terlihat ketika ia mampu berjuang dengan hebat untuk menyelesaikan satu demi satu masalahnya. Bangkit lagi ketika ia jatuh. Tetap semangat di dalam penderitaan. Lihatlah Rambo, ketika ia terus terluka dan berdarah-darah namun ia terus berjuang hingga menang. Itulah yang dinamakan Lelaki JANTAN.
Jika kehidupan kita selalu lancar, kehidupan kita akan hambar. Hanya jika kita mengecap kepahitan hidup, barulah hal-hal yang biasa menjadi lebih luar biasa.
Pada saat Pandemi Corona ini melanda, banyak usaha yang morat marit, persoalan begitu menggunung. Ini sesungguhnya adalah sebuah TEST pada setiap usahawan, pemilik usaha, Apakah mereka cukup Jantan menghadapi semua beban dan masalah ini. Atau mereka memilih untuk lari dari masalah dan menyerah.
Sekalipun gunung masalah kita seperti benang kusut yang begitu ruwet. Jangan putus asa, jangan kuatir, terus cari ujung masalahnya, bereskan satu persatu masalahnya. Tetap semangat dan berjuang. Dan Tuhan pasti senang melihat orang yang selalu mau berusaha dan berjuang. Dan satu hal lagi…. Itu sesungguhnya menunjukkan betapa JANTANnya kita. Cool… ?
“A Man cannot become a Hero until he can see the root of his own downfall” – Aristotle
Have a GREAT day! GC