Kita tinggal di dunia yang bergerak sangat cepat. Satu hal yang tidak pernah kita sadari… saat kita tidur, duduk, berjalan dan sebagainya, bumi kita terus bergerak 24 jam dengan kecepatan 460 meter per detik atau 1.656 km / jam (ref: scientificamerican.com).
Kita tidak bisa berkata, saya mau berdiam diri saya disaat semuanya bergerak begitu cepat. Sebab ketika kita diam pun kita sesungguhnya “dipaksa” bergerak oleh keadaaan. Bukankah begitu? Ingat bumi kita yang berputar… ?
FAST-FORWARD
Ada sebuah istilah di dunia barat FAST-FORWARD yang artinya kira-kira Bergerak Cepat – Maju ke depan. Namun kalau kita melihat perubahan yang terjadi akibat pergerakan dunia digital, maka arti dari “bergerak cepat” yang dulu, sekarang ini berubah menjadi “bergerak lebih cepat” dan Maju ke depan pada saat ini menjadi lebih pendek masanya.
Menurut John C. Maxwell, “In the Digital Age, Fast is Faster, Forward is Shorter!”. Maka untuk seluruh pemimpin, perhatikanlah… kita harus belajar untuk berubah di zaman yang fast-forward ini agar kita tetap bisa survive dan berhasil di dalam setiap usaha kita. Sebab baik kita suka atau tidak suka, dunia bisnis, environment / lingkungan kita terus berubah cepat.
AGILITY
Harus berubah bagaimana kita agar kita bisa survive di zaman yang fast-forward ini? Jawabannya adalah kita harus belajar agar kita bisa lebih lincah (Agile) untuk dapat mengambil kesempatan yang berubah dengan cepat.
Simon Sinek pernah berkata demikian “One of the best paradoxes of leadership is a leader’s need to be both STUBBORN and OPEN-MINDED. A leader must insist on sticking to the vision and stay on course to the destination. But he must be open-minded during the process.”
Jadi seorang pemimpin harus tetap kepala batu dan tetap menuju VISI yang dicanangkan namun di dalam prosesnya dia harus membuka pikiran untuk beradaptasi dengan hal-hal baru yang berubah dengan sangat cepat.
Mari kita simak video yang satu ini: https://youtu.be/N7e_lDDojas
Perhatikan yang nomor 3. Tentang ekor dari Cheetah yang seperti radar. Pada saat seekor Cheetah mengejar mangsanya, maka ketika mangsanya berubah arah, perhatikanlah ekor dari Cheetah itu mengimbanginya agar Cheetah itu bisa terus berlari cepat namun dia berubah arah dengan sangat cepat. Arah bisa berubah tapi obyektifnya tercapai. Itu adalah pesan kunci yang ingin saya sampaikan.
Banyak sekali pemimpin di dunia ini yang tidak mau berubah, pola kerja seakan harus dilakukan dikantor, WFH atau Working From Home itu tidak efektif. Padahal lingkungan tempat kita tinggal berubah. Whether we like it or not. Kita harus adjusting… Ekor kita pun harus mengimbanginya. Agar kita bisa tetap berlari cepat dan mencapai obyektif kita dengan baik.
Bicara tentang WFH saja, saya menemukan bahwa ternyata WFH itu justru lebih efektif untuk orang-orang yang bergerak di dunia Sales yang mana mobilitasnya dibutuhkan dengan sangat tinggi. Dengan morning briefing melalui Zoom, Whatsapp (untuk yang groupnya tidak lebih dari 8 orang), dan lain-lain. Maka orang-orang sales mobilitasnya menjadi meningkat dengan lebih baik. Kemudian di sore hari juga bisa dilakukan debrief untuk mengetahui apa hasil hari itu dan apa pelajaran penting yang didapatkan di hari itu. Pola kerja ini menurut saya salah satu contoh justru WFH meningkatkan produktivitas orang sales yang bekerja di lapangan.
Ya mari kita menjadi Cheetah-cheetah yang tangguh. Milikilah kemampuan dari Cheetah ini (Cheetah Ability). Teruslah mengejar VISI kita dengan kepala batu, namun kita fleksibel, lincah dalam proses mengejar Visi dan Obyektif / goal-goal kita.
Stay Healthy & Keep moving forward! Sukses selalu and Have a GREAT Day! GC