IWA Blog

MILLENNIALS PROBLEMS Int’l Youth Day

MILLENNIALS PROBLEMS Int’l Youth Day

Berdasarkan Wikipedia, Millennials adalah pemuda/pemudi yang lahir antara tahun 1980 hingga tahun 2000. Menurut majalah the economist, Millennials adalah masyarakat yang paling Pintar, generasi dengan Pendidikan terbaik. Oleh karena arus informasi yang begitu berlimpah dapat dijelajahi dan dipelajari. Maka Millennials mempunyai pengetahuan yang luar biasa dibandingkan generasi sebelumnya.

Namun begitu sekalipun Millennials sepertinya generasi yang beruntung karena safety/security dari orang tua yang lebih baik dari generasi sebelumnya, ketersediaan arus informasi yang sangat berlimpah. Millennials menghadapi juga masalah-masalah yang cukup banyak. Jika tidak menyikapi situasi berkelimpahan ini dengan bijak. Sebab bisa jadi hal ini dapat menjadi masalah dan kontraproduktif bagi kehidupan mereka.

Berikut ini adalah Problem-problem yang bisa muncul:

Problem 1: Sulit untuk fokus. Millenials biasanya punya terlalu banyak ide. Itu sebabnya banyak Millenial yang berpikir untuk membuat start-up company. Mereka punya segudang ide untuk membuat bisnis ini dan itu dengan pemikiran-pemikiran yang liar yang bila tidak ada seorang mentor berpengalaman yang berpengalaman maka bisa jadi semua usaha mereka akan menjadi sia-sia dan akan menghabiskan masa muda mereka dengan tidak produktif.

Problem 2: Terlalu memandang segala sesuatu dengan mudah. Tidak bisa membedakan antara teori dan pengalaman. Generasi sebelumnya sebelum memutuskan sesuatu maka dia akan melihat dulu unsur “security” sehingga sangat hati-hati dalam mengambil tindakan.

Kalau sebuah konsep baru teori saja biasanya generasi baby boomers misalnya tidak akan cepat-cepat mengubah sikap / tindakan mereka. Beda kalo itu merupakan sebuah pengalaman, apalagi pengalaman dirinya. Biasanya generasi sebelum millenial ini akan dengan sangat percaya diri mengambil sikap / tindakan.

Problem 3: Terlalu Santai. Studi Andrew Hanson dari Georgetown University di Amerika Serikat mendapati bahwa dari jumlah pengangguran yang ada di Amerika Serikat 40% diantaranya adalah Millennials. Mereka bisa tenang-tenang tidak melakukan apa pun. Menghabiskan waktu hanya untuk bermain games, chatting, dan kegiatan-kegiatan sosmed lainnya.

Problem 4: Tingkat Depressi tinggi Sebuah survey yang dilakukan oleh USA Today, mendapati bahwa Generasi Millennials adalah generasi dengan tingkat depresi yang paling tinggi diantara generasi lainnya. 1 dari 5 Millennials menghadapi masalah ini. Perasaan untuk selalu “Exist” di Sosial Media membuat tingkat keparahan stress pada kaum millennials semakin tinggi.

Problem 5: Putus sekolah. Banyak Millennials yang memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah. Berdasarkan laporan the Intelligence Group yang dimuat di majalah Forbes, 72% dari millennials ingin menjadi boss di perusahaannya sendiri suatu ketika. Karena mereka merasa bahwa menjadi boss itu adalah sebuah kebebasan. Dan mereka merasa bahwa semakin cepat mereka memulai usahanya, semakin cepat juga tingkat keberhasilannya. Pemikiran inilah yang banyak membuat Millennials akhirnya putus sekolah.

Millennials mempunyai potensi yang luar biasa untuk bisa lebih berhasil dari generasi-generasi sebelumnya. Namun begitu, berhati-hatilah terhadap problema-problema di atas yang bisa jadi menjadi kontraproduktif bagi hidup para millennials. Millenials butuh Mentor yang berpengalaman yang juga mengerti Meillennials dengan sangat baik. Sehingga dengan begitu bisa mengarahkan agar Millennials itu menggali potensinya dan berhasil dalam kehidupannya.

”Above all, we want Millennials to realize that they can have an impact on the world and that, in the -course of empowering others, they can also empower themselves.” – Nicholas Kristof

Have a GREAT Day! GC

Previous Post

#beraniberubah

Next Post

MENGERTI PERMASALAHAN

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online