IWA Blog

HOARDING (MENIMBUN)

HOARDING (MENIMBUN)

Di tahun 2004 saya membaca artikel ini dan saya begitu tertarik sehingga saya menterjemahkan dan memposting cerita ini di sosial media di Indonesia. Sekarang cerita ini sudah ada dalam bentuk video, cerita, podcast dll dan beredar secara luas di masyarakat kita. Menurut saya cerita ini hingga saat ini masih sangat relevan untuk di baca terutama di bulan Desember. Semoga tulisan ini menginspirasi kita.

Pada suatu ketika Mahatma Gandhi sedang bepergian ke luar kota menggunakan kereta api. Karena tidak hati-hati ketika ia melewati sebuah celah di antara kereta dan pijakan kaki yang ada, kakinya terceblos masuk di celah itu. Dan ketika ia menarik kakinya keluar, sepatunya jatuh ke bawah rel kereta api.

Karena waktu yang mendesak sudah mau berangkat, Mahatma Gandhi tidak ada waktu lagi untuk turun ke bawah kereta dan mengambil sepatunya yang terjatuh itu. Kereta pun mulai beranjak, dia mencopot sepatunya yang sebelah lagi lalu melemparkannya ke dekat daerah dimana sepatunya terjatuh.

Para pengikutnya dan orang-orang yang ada disekitarnya terkejut. Salah seorang diantaranya bertanya, mengapa Gandhi melakukan itu?

Gandhi tersenyum, “Saya berharap ada orang miskin yang menemukan sepatu saya yang ada di rel tsb sehingga ia mempunyai sepasang sepatu yang indah dan ia dapat menggunakan sepatu tersebut.

Banyak orang di dunia ini yang merasa sayang dan tidak rela jika benda yang biasa dipakainya. Harus dibuangnya. Apalagi jika benda itu mempunyai sebuah memori tertentu baginya. Misalnya, Jas ini adalah Jas pernikahan saya dulu, atau ini adalah baju ketika ini dan itu. Jadi ga boleh dibuang. Padahal benda-benda itu hanya disimpan dan tidak pernah dimanfaatkan sama sekali selama bertahun-tahun.

Hoarding atau memulung adalah sebuah gejala kejiwaan yang seringkali tidak pernah disadari oleh orang yang memilikinya. Biasanya orang yang punya gejala “penyakit” tersebut merasa “SAYANG” untuk membuang barang-barang miliknya. Sekalipun itu tidak digunakannya selama bertahun-tahun malahan kadang sudah menjadi tidak berharga.

Orang yang menyimpan benda-benda tersebut (Hoarder). Oleh karena punya pikiran sayang jika benda itu dibuang, biasanya membuat rumahnya menjadi kumuh dan berantakan. Misalnya baju-baju yang sudah tidak terpakai, sepatu dan lain lain yang sudah tidak terpakai dibiarkannya tertumpuk dan mengonggok seperti sampah di rumahnya.

Apa bedanya Hoarder dengan kolektor? Orang yang suka mengkoleksi barang antik? Kolektor biasanya menyusun rapih barang-barangnya agar bisa dengan mudah dicari. Pemulung tidak. Bahkan tidak sadar jika rumahnya sudah penuh tumpukan sampah bahkan menimbulkan penyakit dan tidak sehat.

Bedakan juga pemulung yang mengumpulkan barang bekas untuk dijual lagi atau di daur ulang. Karena biasanya barang-barang bekas yang mau dijual tersebut tersusun rapih dan jika sudah dijual, rumah akan kembali kosong.

Lihatlah Video ini utk mengetahui apa itu Hoarder: https://youtu.be/nVpzqrqzg3I

Saat ini kita memasuki penghujung tahun yaitu bulan Desember. Sebentar lagi tahun baru. Mari kita bereskan

1. Rumah kita agar tidak ada benda-benda tidak berguna di rumah, Sumbangkan baju-baju yang sudah tidak digunakan lebih dari 6 bulan. Sebab baju yang 6 bulan tidak dipakai kemungkinan akan tidak dipakai lagi selamanya.

2. Bereskan kantor kita. Kertas atau dokumen yang tidak berguna singkirkan.

3. Bereskan file-file komputer kita agar mudah mencari file.

Bersih.. bersih….

“God has given us 2 hands – 1 to receive with and the other to give with. We are not cisterns made for hoarding; we are channels made for sharing.” Billy Graham

Have a Great Day! GC

Previous Post

HARI GURU NASIONAL

Next Post

PENASARAN

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online