Pada suatu hari yang cerah, seekor anak sapi ingin menyeberangi sebuah hutan belantara yang belum terjamah oleh manusia. Sebagai hewan yang tidak mempunyai Pendidikan dan pengalaman serta suka bermain-main. Ia pun membuat jejak perjalanan yang agak kacau, kadang berbelok-belok, menaiki bukit, menuruni bukit dan kadang harus melintasi beberapa rintangan pohon.
Keesokan harinya, seekor anjing datang dan menggunakan jalan yang sama yang dibuat anak sapi itu. Anjing itu mengendus jejak-jejak anak sapi itu. Sambil anjing itu menandai jalan yang dilintasinya dengan air seninya. Sekelompok domba juga melintas, pimpinan kelompok domba itu mengikuti trail (jalan) yang dibuat oleh anjing dan anak sapi tersebut.
Sejak saat itu banyak hewan yang berjalan melalui jalan berliku yang sesungguhnya aneh dan membuat perjalanan menjadi panjang dan berat.
Hingga akhirnya manusia akhirnya sampai ke daerah tersebut. Mereka pun menggunakan jalan yang sama, berbelok ke kanan, berbelok ke kiri, harus menunduk karena ada dahan yang melintang, harus melompat karena ada parit kecil. Mereka mengeluh dan beberapa bahkan mengutuk. Akan tetapi tidak ada satunya dari mereka yang mencoba untuk menciptakan sebuah jalan alternatif yang berbeda.
Mereka harus menghabiskan waktu selama 3 jam untuk sebuah jarak yang sesungguhnya bisa ditempuh hanya dengan 30 menit jika mereka tidak mengikuti rute yang dibuka oleh anak sapi itu.
Tahun berganti tahun… trail itu berubah menjadi jalan utama untuk menuju ke desa, dan kemudian hari berubah menjadi sebuah jalan raya menuju ke sebuah kota. Setiap orang mengeluh tentang kemacetan, karena rute itu merupakan rute terburuk sesungguhnya.
Sementara itu, hutan tua yang menjadi saksi semua itu tertawa terbahak-bahak, melihat bagaimana manusia kecendrungannya buta mengikuti jalan yang ada, tanpa mau bertanya apakah sesungguhnya jalan itu memang pilihan yang terbaik?
Berapa banyak di Indonesia manusia yang melakukan hal sama seperti di atas? Mereka secara buta mengikuti dan mengikuti jalan yang diberikan padanya tanpa berpikir lagi secara kritis. Seakan-akan orang yang kita percayai berjalan di depan kita tidak akan salah. Kita hanya perlu mengikutinya saja. Karena kita percaya?
Bandwagon effect merupakan sebuah istilah atau fenomena di dalam dunia psikologi. Seperti sebuah gerbong kereta api, maka gerbong tidak pernah berpikir keluar dari relnya. Ia hanya mengikuti kepala kereta yang mengarahkannya.
Frasa Bandwagon ini sesungguhnya berasal dari akar kata wagon atau gerbong yang ada Bandnya dan biasanya ada pada saat karnaval atau dalam sebuah parade. Wagon ini memotivasi orang-orang untuk bergabung mengikutinya. Mereka menggunakan musik yang keras dengan penari-penari yang seksi untuk memancing orang-orang untuk mendekat dan bergabung membentuk crowd. Ditambah lagi kadang-kadang bandwagon ini juga membagikan minuman.. maka Bandwagon ini menarik banyak massa untuk mengikutinya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Efek Bandwagon ini kini dimengerti sebagai sebuah bentuk manipulasi untuk mempengaruhi orang untuk bergabung dengan tren-tren politik atau tren perilaku konsumen. Oleh karenanya banyak dieksploitasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di dunia politik dan dunia perdagangan.
Zaman sekarang ini berusahalah untuk tetap berpikir kritis. Jika kita saat ini memiliki pemimpin yang membawa kita ke jalan muter dan muter, barangkali kita harus berani mengambil keputusan untuk meninggalkannya dan mencari pemimpin lain yang jelas-jelas membawa kita ke jalan yang lurus, mudah, pasti dan efektif membawa perubahan pada hidup kita.
Jika kita melihat ada banyak orang melakukan sebuah tindakan misalnya menyebarkan berita-berita … Tetap saja kita harus kaji. Apakah berita itu valid atau tidak. Jika ragu-ragu, lebih baik jangan disebarkan. Sebab bisa jadi itu adalah Bandwagon Effect alias propaganda pihak tertentu.
Pada akhirnya kita semua harus mengkaji, apa yang baik untuk diri kita dan masyarakat sekitar kita. Sekalipun itu hal-hal rutin yang orang seringkali kerjakan. Tetap saja kita harus berpikir kritis. Jangan-jangan seperti cerita di atas… Ada jalan lain yang bisa dengan cepat membawa kita kepada tujuan kita dengan aman dan mudah. Mengapa harus ribet dan melalui birokrasi oleh karena kita just following the head of the wagon and get the Bandwagon effect.
“Things get much easier if we jump on the bandwagon of existing trends. However, we have to keep our sanity to identify whether the bandwagon is good or bad for us. Because at last… whether we jump or not to the bandwagon, it is all our decision” – GC
Have a GREAT Day! GC