IWA Blog

THE “FAIREST” Hari Kesaktian Pancasila

THE “FAIREST” Hari Kesaktian Pancasila

”Mirror, mirror, on the wall, who’s the fairest of them all?” seru ibu tiri Snow White ketika bertanya pada cermin ajaib. Dan kita semua tahu jawabannya adalah “Snow White!” Pertanyaannya adalah karena cerita ini dalam bahasa Inggris. Apakah The “Fairest” yang ditanyakan oleh ibu tiri Snow White itu mengandung arti yang TERCANTIK atau yang PALING PUTIH? Mengingat sang putri juga dinamakan SNOW WHITE dan pasti merujuk kepada warna kulitnya yang putih.

Kalau di dalam bahasa Inggris kita tahu bahwa kata Fair itu sesungguhnya lebih banyak merujuk kepada orang yang adil (Fair) alias orang yang tidak curang atau culas, arti kedua Fair itu merujuk ke warna kulit yang pucat. Arti ketiga Fair itu merujuk ke angka yang berada di tengah-tengah di antara angka yang bagus (excellent / good) dengan angka yang paling buruk (worst / bad).

Pada saat sekarang ini jarang sekali orang menggunakan kata the fairest menunjukkan kecantikan. Orang lebih suka menggunakan kata “Beautiful atau beauty.”

Namun karena dongeng ini adalah dongeng kuno, kata fair disini itu sesungguhnya berasal dari bahasa latin kuno saxon fagar, yang memang artinya adalah Beautiful, pretty atau peaceful.

Tapi ada satu hal penting yang kita harus perhatikan dalam cerita Snow White tersebut yaitu Cermin itu. Kalau kita perhatikan Cermin itu merupakan sebuah Cermin yang sakti dan jujur. Ketika dia ditanya, dia akan mengungkapkan yang sesungguhnya tanpa ditutup-tutupi.

Dan bukankah memang itu arti Cermin yang sesungguhnya? Yaitu sebuah benda untuk kita dapat berefleksi atau memantulkan gambar tentang diri kita. Apakah diri kita ini cantik/tampan? Bukan hanya sekedar melihat warna kulit saja.

Hari ini adalah hari Kesaktian Pancasila. Kalau kita mau menilik lebih dalam, Pancasila itu sesungguhnya juga merupakan cermin ajaib bangsa Indonesia. Cermin ini dapat memperlihatkan “Who is the fairest in Indonesia.” Siapa orang yang mau mempersatukan bangsa kita dan siapa orang yang mau memecah belah bangsa kita?

Karena jika kita melihat Pancasila kita, sesungguhnya disana jelas tergambar 5 gambar Sila dan pita bertuliskan: Bhinneka Tunggal Ika. Maka barangsiapa yang tidak bertindak atau berperilaku sesuai dengan sila serta kebhinnekaan tersebut pasti dia bukan “the fairest of them all.” Bukankah begitu?

Itulah sebabnya Pancasila disebut sebagai pandangan hidup serta falsafah hidup bangsa Indonesia. Jadi perilaku setiap orang Indonesia pasti akan jelas tercermin dari cara dia menggunakan fisolofi-fisolofi Pancasila ini dalam hidupnya. Bagaimana toleransi antar agamanya dan dengan golongan masyarakat yang berbeda dengannya.

Jika seseorang berbicara bahwa agama lain selain agamanya bertentangan dengan Pancasila maka itu artinya ia tidak pernah membaca dengan jelas pita yang dibawa oleh burung Garuda tersebut yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Bercermin sepotong-sepotong itu berbahaya. Berusaha mempengaruhi orang lain untuk mengkotak-kotakkan masyarakat dan memisahkan diri dari kelompok utama yaitu kelompok Indonesia yang mempunyai Pancasila itu sangat berbahaya terhadap keutuhan NKRI.

Kita bersyukur bahwa kita mempunyai Pancasila yang sakti. Sakti karena mampu menjadi pemersatu suku, agama, ras dan antar golongan manapun di Indonesia. Mari kita jaga dan rawat cermin ajaib ini. Dan ketika kita suatu ketika memilih pemimpin kita. Tanyakan pada Pancasila kita yang sakti… Who is the fairest of them all?

“Jangan main-main dengan Pancasila! Kalau ada orang yang anti-Pancasila, menolak Pancasila berarti ia kafir, Sebab tidak percaya kepada Tuhan menurut agama adalah kafir dan kafir masuk neraka.” – Buya Hamka.

Selamat merayakan hari Kesaktian Pancasila. Have a GREAT Day! GC

Previous Post

TUJUAN AKHIR

Next Post

BERSATU Mooncake Festival

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online