IWA Blog

THE QUITTER, THE CAMPER & THE CLIMBER

THE QUITTER, THE CAMPER & THE CLIMBER

THE QUITTER, THE CAMPER & THE CLIMBER
By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind book

Dr. Paul G. Stoltz adalah seorang psychologist, penulis buku Adversity Quotient yang sangat terkenal. Ia dianggap oleh banyak Universitas dan perusahaan terkenal di dunia sebagai The World’s leading expert on the theory and practice of human Grit and Resilience. Beliaulah yang pertama kali mengemukakan teori The Quitter, The Camper & The Climber.

Gunung (Mountain) adalah sebuah metafora menarik untuk menggambarkan sebuah “tantangan” atau “masalah” yang harus dihadapi di dalam hidup ini. Ada tantangan yang besar seperti Gunung Himalaya, ada Gunung yang relatif lebih mudah di taklukkan. Pernahkah nonton film “EVEREST”? Puncak Himalaya yang sangat menantang dan sudah memakan banyak korban.

Film itu menceritakan betapa sulitnya mendaki puncak Everest, banyak orang yang tidak berani mendakinya, banyak juga yang hanya berhasil sampai di perkemahan yang berada di bawah kaki gunung tersebut. Tapi ada juga beberapa orang yang berhasil menjejakkan kakinya bahkan di puncak tertinggi Everest.

Salah satunya adalah Eric Weihenmayer, seorang disabilitas Tuna Netra yang berhasil mengalahkan puncak Everest. Saya mengetahui persis bagaimana beratnya perjuangan dia, karena perusahaan saya di masa lalu turut berpartisipasi mendanai perjalanan dia mendaki puncak Everest ini.

Sesungguhnya tidak mudah bagi Erik Weihenmayer yang notabene seorang disabilitas Tuna Netra dengan seluruh keterbatasannya dapat berhasil dalam pendakian tersebut.

Ia harus berjuang keras mengatasi oksigen yang tipis, lapisan es / salju yang menantang, rasa dingin yang menusuk tulang, Ia perlu menyiapkan fisik yang sangat baik untuk bisa mendaki dan mencapai puncak tertinggi Everest.

Jika Eric Weihenmayer mampu sesungguhnya tidak mustahil bagi siapa pun juga untuk mampu mencapai puncak itu asalkan… dia mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Itu kuncinya.

Ya banyak orang juga lupa, bahwa jika seseorang menjadi Pemenang 1x saja, maka sesungguhnya si Pemenang itu bisa jadi sudah kalah berkali-kali bahkan puluhan kali atau ratusan kali mungkin. Kalo ada orang mencoba 1x bertanding langsung jadi juara, itu berarti faktor “LUCK” alias “HOKI” bermain. Dan rasanya hampir tidak ada Champion hebat di dunia ini berhasil karena faktor ini.

Setiap orang yang bertanding di dunia ini harus siap “Kalah” dan barangkali persentasinya akan lebih banyak daripada 1 keberhasilan gemilang yang membawanya menjadi “Champion”. Yang menjadi hasil akhir dari proses kekalahan-kekalahannya. Jadi poin saya adalah jangan kuatir jika kita kalah pada hari itu. Sepanjang kita bukan orang yang Loser atau Quitter yang lari atau menyerah dari pertandingan hidup kita.

Di Puncak seperti Everest yang saya ceritakan di atas sesungguhnya kita akan dapat melihat 3 macam tipe pendaki, Yaitu: Quitter, Camper atau Climber.

The Quitter
Tipe orang yang selalu menghindar dan lari dari masalah dan menyelesaikan masalah dengan Stop, Reset Ulang, dan menghindar. Tipe quitter melihat faktor risiko terlebih dahulu dan menjadikannya sebagai dasar pertimbangan untuk menghindar. Gunungnya terlalu tinggi, Oksigennya terlalu tipis, Dinginnya terlalu ekstrim. Menurut …. dan menurut …. Jika kita …. Maka sebaiknya kita tidak mendakinya.

The Camper
Tipe orang yang memperhatikan “Zona Nyaman”. Hidup ini harus penuh dengan keseimbangan hidup. Jangan terlalu Ngoyo, kita harus berpuas diri dengan apa yang kita sudah capai. Dari tempat kita mendirikan tenda ini. Terlihat kok gunung Everest yang menjulang tinggi dengan megah. Aku puas bisa mengambil foto dari tempatku ini. Aku juga sadar diri bahwa aku tidak mungkin mampu untuk mendaki lebih tinggi lagi.

The Climber
Tipe orang yang senantiasa menantang dirinya untuk bisa lebih berprestasi lagi dengan resiliensi (kapasitas seseorang mengatasi masalah) yang lebih tinggi, menjadikan kegagalan-kegagalannya sebagai sebuah step penting untuk pijakan maju berikutnya. Mungkin pada ketinggian tertentu, ia akan stop, mempelajari situasinya atau bahkan pulang dulu untuk mempersiapkan diri lebih baik untuk maju dan mencapai puncak gunung tersebut.

”Obstacles don’t have to stop you. If you run into a wall, don’t turn around and give up. Figure out how to climb it, go through it, or work around it.” – Michael Jordan

Coba simak baik-baik lirik lagu ini: https://youtu.be/pJ2m9uyF2bg Jadikan kata-kata dalam lirik lagu ini untuk memacu semangat kita untuk berprestasi lebih baik lagi dan kalahkan gunung-gunung masalah kita. Jangan mernyerah saat kita menghadapi Gunung masalah kita. Dan…. Jadilah pemenang!

Have a GREAT day! GC

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online