Thinking inside the box? Apa tidak salah? Dulu saya juga dengan bangganya jika ada orang yang berkata, “Thinking outside the box!”, saya pasti akan nimpalin, “Thinking without any box kali!”. Mengingat konsep Thinking outside the box kan masih ada boxnya di situ, jadi kita tidak bisa menemukan sebuah ide yang kreatif dan Inovatif ketika box itu masih ada di situ.
Tetapi setelah saya baca salah satu artikel dari Mark Mcguinness yang judulnya “Spark your creativity by thinking INSIDE the box.” Setelah mendalaminya saya mempunyai sebuah gagasan baru yang berbeda lagi. Bisa jadi kata yang tepat adalah: “THINKING WITH THE BOX”
Dibawah ini ada beberapa eksperimen untuk kita dalami yang pada akhirnya nanti akan dapat membantu kita mengerti konsep thinking INSIDE the box nya Mark Mcguinness tersebut.
Disebelah kanan kita coba set timer 30 detik. Itu ditekan ketika kita selesai membaca kalimat berikut dibawah ini: Siap? Mari kita mulai….
Pikirkan sebuah cerita apa saja
Tekan Timernya….
Bagaimana kamu memulainya? Mudah atau Susah?
Apakah kamu merasa senang dengan cerita yang kamu buat barusan?
Sekarang kita coba lagi ya. Seperti sebelumnya waktunya 30 menit.
Buatlah sebuah cerita tentang 2 pencuri.
Tekan Timernya….
Bagaimana? Lebih mudah atau lebih susah dari yang pertama tadi?
Lalu coba lagi yang terakhir, coba lihat dalam 30 detik cerita yang kamu hasilkan seperti apa?
”Buatlah sebuah cerita tentang 2 pencuri. Kedua pencuri ini adik kakak, yang menghabiskan seluruh hidupnya bersama. Di setiap waktu, salah satu dari mereka menyimpan sebuah rahasia dari saudara kandungnya tersebut. Tetapi makin lama hal itu semakin sulit dan semakin sulit untuk menyimpannya.
Pencuri dengan rahasia tersebut menjadi makin takut dan hal itu jelas mengganggu kinerjanya – pada pekerjaan terakhir mereka, mereka hampir tertangkap karena kesalahan yang dibuatnya. Tetapi dia terlalu takut untuk mengakui rahasia yang dapat merusak hubungan mereka.”
Nah coba tekan lagi Timer 30 detiknya,
Bagaimana cerita kelanjutannya? Lebih mudah atau lebih susah dari yang sebelum-sebelumnya?
Dalam penilitian Mark, dari hasil ketiga percobaan tersebut diatas ternyata yang ketiga lebih mudah. Jadi lebih mudah mencetuskan ide dari yang pertama dan kedua.
Jadi inti dari sebuah pemikiran Inovatif dan Kreatif adalah, berpikirlah dengan “Box” atau kerangka pemikiran. Lalu kalau begitu bagaimana bisa menghasilkan ide kreatif yang maha dahsyat?
Caranya adalah berkolaborasilah dengan banyak orang dari disiplin ilmu yang berbeda-beda untuk menghasilkan “cerita” yang berbeda-beda dan kreatif. Tapi intinya yah itu… Box awal itu harus kita bawa-bawa. Alias…. Thinking WITH the box.
Saya pernah suatu ketika berkunjung ke Jakarta Digital Valley nya Telkom, melihat bagaimana inovasi-inovasi yang mengagumkan anak bangsa kita. Telkom mempunyai 2 team solidnya yang hebat: AMOEBA yang menghasilkan solusi-solusi dan terobosan-terobosan seputar Telekomunikasi dan produk-produk Telkom dan INDIGO yang menghasilkan perusahaan-perusahaan start up baru.
Tapi baik itu Amoeba maupun Indigo teamnya dibentuk, setelah ada “IDE brilliant” awalnya sebagai Boxnya. Lalu dikonsentrasikan (dibangun teamnya, diberi mentor dan tenaga ahli dari bidang-bidang yang berbeda: Legal, Finansial, dll).
Jadi mulailah ciptakan Box-box tersebut dan mulailah berpikir di dalam dan di luar box tersebut.
Hari ini adalah 1 November dimana di Indonesia kita merayakan hari Inovasi. Mari kita terus ciptakan karya-karya terbaik bagi hidup kita, perusahaan kita dan bangsa kita. Dan mulailah dengan box yang saya maksud. 😊
“Thinking outside of the box is unnecessary when there are no boxes in your imagination.”― Matshona Dhliwayo
Have a GREAT INNOVATION Day! GC