Konsultan properti internasional JLL memproyeksikan aktivitas transaksi properti di Asia Pasifik akan bangkit kembali pada paruh pertama tahun 2021.
Demikian dikemukakan oleh CEO Capital Markets Asia Pacific JLL Stuart Crow. Melalui siaran pers pada Jumat (28/8/2020) ia mengatakan, saat ini para investor tengah menahan untuk tidak melakukan transaksi jual beli properti karena pandemi Covid-19.
Ketidakpastian dengan lingkungan dan ekonomi yang disebabkan oleh wabah telah membuat mereka lebih sulit untuk mengeluarkan modal sehingga mendorong investor untuk mengubah strategi.
JLL sendiri telah melakukan survei di berbagai negara Asia Pasifik dan hasilnya, sebesar 84 persen percaya bahwa volume investasi akan meningkat pada paruh kedua 2020. Namun, analisis lebih mendalam mengungkapkan 32 persen berharap pemulihan pada paruh kedua tahun ini, sementara 52 persen mengantisipasi pemulihan pada paruh kedua tahun ini.
Transaksi investasi komersial turun 94 persen dari Januari hingga Mei di Asia Pasifik. Aktivitas diperkirakan rebound dalam 6 hingga 12 bulan mendatang, dengan sebagian besar investor memilih Australia, China, Jepang, dan Korea Selatan sebagai pasar yang akan mengalami peningkatan aktivitas pada 2021.
“Interaksi kami dengan klien memperkuat pandangan bahwa investor akan terus mencari lokasi dan sektor yang defensif di mana pengalaman penagihan sewa terbukti positif,” ujarnya.
Jepang dan Korsel tetap tinggi dalam preferensi untuk klien, seperti halnya sektor properti, ritel, dan logistik. “Ketika aktivitas transaksional meningkat dan kantong-kantong nilai muncul dari krisis, kami memperkirakan investor akan naik ke kurva risiko,” tuturnya. (FL)