Pada zaman dahulu kala, seorang pria melakukan perjalanan dari Perancis ke Spanyol dengan menggunakan kereta. Saat dia memasuki cabin kelas satunya dia mendapati bahwa ternyata dia berbagi kabin dengan Pablo Picasso seorang pelukis yang sangat terkenal.
Mengumpulkan semua keberaniannya, dia berkata: “Senor Picasso, anda adalah artis terhebat! Akan tetapi saya ada pertanyaan yang selalu mengiang di kepala saya. Saya selalu bertanya mengapa semua lukisan modern Anda yang tampak acak-acakan dan tampak buruk itu begitu dihargai oleh orang dan bisa membuat Anda terkenal Senor?”
Picasso semula tampak agak segan untuk menjawab, ia terdiam sejenak tapi akhirnya ia buka suara dan bertanya: “Jadi menurutmu realitas itu seperti apa seharusnya?”
Pria tersebut mengambil dompetnya dan menunjukkan Picasso sebuah gambar: “Harusnya seperti ini Senor! Ini istri saya. Nah ini adalah realitas yang indah”
Picasso tersenyum dan berkata: “Coba perhatikan lagi, mukanya kan kecil dan tidak seperti ukuran normal kebanyakan wanita dan ia pesek, tapi itulah realita yang ada yang penuh dengan kejujuran, coba jika kamu tahu bahwa istri kamu memancungkan hidungnya atau mengubah mukanya.
Maka itu bukan lagi sebuah Realitas yang penuh dengan kejujuran bukan? Dan itu menjadi kehilangan keindahannya yang hakiki. Demikian juga lukisan saya, lukisan saya menjadi terkenal karena para ahli seni melihat kejujuran realitas dalam lukisan saya dan oleh karena itu mereka menghargainya”
Sesungguhnya sebuah karya akan selalu tampak indah jika dibuat dengan sebuah kejujuran dan apa adanya. Coba lihat batik tulis, bukankah harganya jauh lebih mahal dari batik cetak dan batik stempel. Mengapa? Karena batik tulis itu KARYA ASLI yang dibuat dengan telaten dan karena dibuat dengan tangan bukan dengan mesin.
Itulah sebabnya batik tulis selalu berbeda antara satu karya dengan karya lainnya. Tapi disinilah justru yang membuatnya berharga. Karena dengan perbedaan itu, batik itu selalu menjadi unik dan otentik. Itulah yang dihargai orang.
Lalu bagaimana dengan maha karya Tuhan pada diri manusia? Bisa jadi mungkin terlihat oleh manusia banyak ketidaksempurnaan. Sehingga oleh karenanya wajahnya perlu di oplas (operasi plastik) atau alis mata perlu diubah dsb dsbnya.
Bahkan ada orang yang begitu ketagihan (Adiksi) untuk mengubah wajahnya contohnya adalah Jenny Lee yang sesungguhnya begitu cantik, tapi dia mengubah wajahnya hingga mirip boneka Barbie. http://www.worldation.com/stories/woman-addicted-plastic-surgeries-hard-time-accepting/
Sesuatu yang tidak natural, tidak asli, ketidakjujuran memang sekilas tampak indah, tapi itu sesungguhnya tidak real atau nyata. Keindahan semu bukanlah sesuatu yang akan dihargai oleh manusia.
Di dunia ini tidak ada yang sempurna. Yang membedakan kualitas diri seseorang adalah bagaimana dia menyikapi ketidaksempurnaannya & menjadikan itu sempurna sesuai realitas hidup. Bukan mengubahnya dengan hidup di dalam mimpi dan obsesi-obsesi yang tidak sesuai kenyataan.
Berapa banyak di dunia ini yang hidup di dalam mimpi dan bersikap seolah-olah dia kaya, cantik dll. Mengapa harus begitu? Padahal realitas hidup itu jauh lebih indah dari kepalsuan hidup. Bukankah begitu?
Ingatlah selalu… Ketidaksempurnaan itu unik & itu indah!
“Some painters transform the sun into a yellow spot, others transform a yellow spot into the sun.” Pablo Picasso.
Perkataan Picasso di atas sepertinya sulit dimengerti padahal sebenarnya itu mudah dimengerti.mempunyai arti yang sangat dalam. Beberapa pelukis mengubah matahari (Real) menjadi sebuah bentuk lingkaran warna kuning di kanvasnya.
Sementara itu yang lainnya melihat lingkaran warna kuning itu dan mengubahnya menjadi matahari. Artinya… hanya orang yang mengerti senilah yang mampu melihat keindahan sebuah maha karya ciptaan seorang pelukis hebat.
Saya yakin teman-teman semua adalah seniman atau seniwati yang hebat.
Have a Great day! GC