IWA Blog

BOROS ENERGY

BOROS ENERGY

BOROS ENERGY
By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind Book

Dalam sebuah rapat di sebuah perusahaan yang relatif besar. Terjadilah perbincangan seperti dibawah ini…

Bobby dari departemen GA mengemukakan bahwa KPI dia bulan lalu tidak tercapai alias buruk Terutama KPI sehubungan dengan penggunaan listrik / Energi.

Oleh karenanya ia mengemukakan usulan sebagai berikut: “Energi itu seharusnya dihemat teman-teman semua. Lampu listrik yang tidak perlu, jangan dinyalakan berlebihan begitu. Daripada satu ruangan itu ada 4 lampu TL begitu, saya pikir sebaiknya kita kurangi saja satu ya. Besok akan saya minta OB untuk mengurangi satu lampu ditempat kerja masing-masing, dengan begitu kita bisa menghemat listrik, saya punya KPI yang saya harus jagai dan biaya Energi kita sudah melewati limit yang ditetapkan perusahaan.”

“Ya, enggak bisa seperti itulah. Kalau tamu saya datang, kan kelihatan kantor kita yang tadinya bagus dan terang benderang nantinya jadi kelihatan gloomy gitu. Ga bisa lah… Itu kan image perusahaan kita loh…” Seru Shinta dari Departemen Pemasaran.

“Gini aja, gimana kalau semua TL itu diganti aja dengan LED, kan dengan begitu kita akan menghemat biaya tapi tetap terang kan dan lebih berkelas lagi, dan pasti hemat listrik… Jadi aman lah buat GA dan Marketing” kata orang Tehnik.

“LED, nenek moyang elu…. Berapa itu biayanya? Ingat ya… Kita gak pernah budgetin loh… Tiba-tiba mau beli bohlam LED, duitnya dari mana? Ga bisa lah kaya gitu.” Orang Finance pun bersuara…

Debat pun semakin hangat dan semakin hebat. Tiap-tiap orang bersikukuh dengan pendapatnya dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk sepakat bahwa mereka tidak bersepakat untuk melakukan tindakan perubahan apa pun. Mereka sepakat untuk… ‘TIDAK BERUBAH” dan mempertahankan “STATUS QUO”.

Konflik seperti ini banyak terjadi di organisasi atau perusahaan mana pun juga. Sebuah masalah kecil dan sederhana di debat dan di debat, terus didebat, semua mempertahankan pendapatnya, di debat lagi dan didebat lagi demikian seterusnya. Muter-muter dan tidak ada arah. Energi pun habis tanpa membawa hasil. Dan akhirnya…. Tidak ada keputusan apa pun…. Alias Energi sudah dikeluarkan dan hasilnya? Tidak ada…

Kelihatannya cerita di atas ini sederhana, tapi berdasarkan hasil riset yang dipublikasi oleh Harvard Business Review https://hbr.org/2017/07/stop-the-meeting-madness Rapat-rapat yang dilakukan di perusahaan dalam dekade 50 tahun ini meningkat dengan sangat bermakna.

Beberapa top executives di perusahaan berkata, “Saya rasanya seperti tidak dapat mengangkat kepala saya dari atas air sehingga saya bisa bernapas.” Yang lainnya berkata, “Saya harus menghujamkan pinsil ke kaki saya berkali-kali untuk mencegah agar saya tidak berteriak.

Berdasarkan survey itu rata-rata eksekutif menghabiskan waktu untuk meeting sebanyak 23 jam seminggu, jadi bila dibandingkan dengan tahun 1960 an yang menghabiskan hanya sekitar 10 jam dalam seminggu. Perbedaan ini adalah sangat-sangat bermakna. Energi banyak terbuang. Jika kita tidak mengefektifkan dan mengefisienkan meeting-meeting kita. Maka sesungguhnya kita sudah boros ENERGI!

Padahal Socrates sudah memberi tahu sejak zaman dahulu kala… Coba perhatikan Quotenya…

“The secret of change is to focus all of your ENERGY not on fighting the old, but on building the new.” – Socrates

Jika kita menghabiskan begitu banyak waktu kita “HANYA” untuk membahas laporan lalu berdiskusi, bersengketa dan berdebat untuk sesuatu yang sudah lewat. Apa gunanya. Yang satu menyerang kerja seseorang. Orang tersebut tidak terima dipersalahkan dan mendefense nya. Mendebatnya. Apa gunanya? Energi kita habis untuk sesuatu yang sudah lampau (FIGHTING THE OLD).

Mengapa tidak Fokus diskusi untuk membangun… Dengan mempertimbangkan kegagalan, kesalahan masa lalu, kita membuat rencana baru. Lalu yang lainnya memberi tambahan usul agar rencana lebih matang dan bisa lebih berhasil. Itulah yang tidak memboroskan Energi. Kita membangun rencana, atau artinya fokus to build the NEW!

Biasanya jika kita melihat timing yang dihabiskan pada saat melakukan meeting adalah: 60% untuk me “review” past performance, 30% untuk mendiskusi implikasi akibat-akibatnya dan 10% untuk membahas Action Plan. Maka itu artinya Energi yang kita keluarkan akan banyak dihabiskan untuk sesuatu yang sudah lewat. Itu Namanya Boros Energi.

Ubahlah cara kita melakukan rapat / meeting. Bagi laporan sebelum meeting dan pelajari laporan tersebut. Lalu habiskan waktu sebanyak 10% untuk review Performance, 30% untuk mendiskusi implikasi akibat-akibatnya dan 60% untuk membahas Action Plan. Inilah yang dinamakan meeting yang efektif dan memanfaatkan Energi tepat guna.

Demikian juga dengan bangsa kita, yuk jangan kita boroskan ENERGI kita untuk terus berdebat apalagi untuk sebuah kejadian yang sudah lewat bahkan kadang-kadang menggoreng perbedaan pendapat kita hingga gosong! Kita habiskan ENERGI kita untuk saling menjatuhkan. Emosi kita terkuras habis hanya untuk masalah yang terus menerus dan secara persisten sama… yaitu POLITIK atau isu-isu SARA.

Bayangkan jika semua ENERGI yang kita habiskan untuk hal-hal ini digunakan untuk kemajuan bangsa kita dibidang ekonomi, tehnologi, dan bidang-bidang lainnya. Sehingga dengan begitu, bangsa kita bisa bertumbuh menjadi bangsa yang kuat di masa depan. Ini jelas…. ENERGI ini akan MENGUBAH Indonesia menjadi negara yang lebih baik.

Mari kita salurkan Energi kita yang positif yang dapat membawa perusahaan kita dan bangsa kita ke masa depan, fokus membangun untuk bisa lebih maju di masa mendatang!

Ingatlah selalu…
“Where Focus Goes, Energy Flows.” Tony Robbins

Have a GREAT Day! GC

Previous Post

HIDUP

Next Post

KREATIVITAS

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online