Pada suatu masa ada seorang pertapa yang terkenal sangat sakti mandraguna serta bijaksana. Hari itu ia sedang berjalan-jalan di sebuah desa yang berada di pelosok negeri.
Ketika ia sedang asyik menikmati pemandangan desa yang asri tersebut di sana, seorang wanita setengah baya menghampiri serta memintanya agar si pertapa itu mau mampir ke rumahnya serta menolong anaknya yang sedang sakit.
Tanpa menunda lagi, pertapa itu pun langsung mengikuti wanita itu menuju rumahnya. Tertarik dengan penampilannya yang eksentrik, beberapa orang desa di sana pun mengikutinya ke rumah wanita tersebut.
Akhirnya sampailah si pertapa tersebut di depan rumah wanita tersebut. Wanita tersebut meminta beberapa orang untuk menggotong anaknya keluar agar si pertapa tersebut bisa melihat serta menyembuhkannya.
Si pertapa itu memegang kening si anak dan mendoakannya.
“Apakah kamu sungguh-sungguh yakin bahwa doamu bisa menolong dia, padahal semua obat yang sudah diberikan oleh Tabib desa semuanya gagal?” Teriak seorang laki-laki dari antara kerumunan orang kampung yang berkumpul disana.
“Kamu tau apa tentang masalah seperti ini? Wong kamu itu bodoh alias dungu!” Kata si pertapa.
Pria tersebut sangat marah & tersinggung dengan ucapan si pertapa tersebut. Mukanya menjadi panas dan sangat merah padam. Pas ketika dia mau mengatakan sesuatu. Sang pertapa berjalan ke depannya sambil memberi tanda telunjuk di depan bibirnya tanda untuk diam serta berkata: “Jika satu kalimat mempunyai kekuatan membuat muka kamu panas & merah padam, apakah tidak mungkin kalimat lainnya mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan?”
Hari itu pertapa tersebut menyembuhkan 2 orang sekaligus.
Coba simak apa yang Frank Sinatra katakan dalam video berikut ini : https://youtu.be/y452LWOqWFw Disana dikatakan be careful it’s my heart. Hati-hati, itu hati saya. Sebab kata-kata yang kamu ucapkan bisa jadi itu menyinggung hati.
Confucius pernah mengajarkan bahwa sebuah bangunan itu perlu 1 tahun untuk membangunnya tapi bisa dengan 1 hari di hancurkan. Demikian juga dengan hubungan manusia yang bertahun-tahun dibangun, bisa dirusak hanya karena beberapa kata-kata negatif yang menyakitkan hati. Sebab itu hati-hati dengan kata-kata kita.
Seperti dalam cerita di atas, kata-kata / kalimat yang kita ucapkan itu sangat bertuah. Oleh karena itu gunakanlah secara bijak dan.jangan sembrono dalam berucap. Kalau kita tidak dapat memuji paling tidak jangan menista, kalau tidak dapat bicara yang positif paling tidak jangan bicara yang negatif.
Jika kita ingin mengkomunikasikan produk atau jasa kita, Tekankan nilai-nilai positif produk atau jasa kita, Tidak perlu menjelek-jelekkan produk atau jasa perusahaan pesaing kita. Menjelek-jelekkan produk atau jasa perusahaan lainnya sesungguhnya juga merupakan sebuah bentuk promosi untuk produk atau jasa itu sekalipun negatif.
Bagi mereka yang sudah menggunakan produk dan jasa dari perusahaan pesaing tersebut apabila mereka merasa diserang produk yang dicintainya dan selama ini mereka gunakan tidak merasa adanya masalah malahan akan berbalik membenci produk kita. Mereka akan antipati dan sesungguhnya kita sudah menimbulkan permusuhan dengan prospek atau calon pembeli produk atau jasa kita.
Demikian juga jika ingin membuat sahabat dan keluarga kita hidup lebih sehat, tekankanlah pada komunikasi positif bukannya mengatakan hal ini dan itu jelek dengan berdasarkan data yang sumbernya tidak jelas, mitos, kesaksian dari orang-orang yang mempunyai konflik kepentingan dan bahkan berita hoaks. Sebab komunikasi seperti ini tidak akan pernah efektif dan malahan menghasilkan antipati.
Kata-kata dan kalimat itu sesungguhnya merupakan cerminan dari pemikiran orang itu. Kata-kata positif berasal dari otak yang positif. Jadi kata-kata atau kalimat itu sesungguhnya adalah afirmasi diri seseorang.
Kata-kata dan kalimat itu juga memantul. Jika kita gaungkan kata-kata positif, maka pantulannya juga biasanya positif. Begitu juga jika kita menggunakan kata-kata negative, maka pantulannya juga biasanya negatif.
Jadi cara kita menggunakan kata-kata, kalimat, bahasa yang positif pada akhirnya dan ujung-ujungnya akan menghasilkan hidup yang positif juga. Jadi mengapa tidak memulainya dari sekarang?
“Language does have the power to change reality. Therefore, treat your words as the mighty instruments they are – to heal, to bring into being, to nurture, to cherish, to bless, to forgive.” – D. Rose Kingma_
Have a Great day! GC