Ada sebuah kisah Tiongkok kuno tentang seorang wanita yang baru saja kehilangan anak laki semata wayangnya yang begitu dicintainya. Dia pun pergi mencoba ke sana kemari agar bisa menghidupkan kembali anaknya tersebut. Hingga akhirnya ia menjumpai seorang pertapa yang terkenal sakti dan Bijaksana. Ia pun bertanya: “Wahai bapak pertapa yang sakti. Doa & mantra apakah yang harus saya lakukan agar anak saya bisa hidup kembali?”
Pertapa itu mengangguk-angguk seraya berkata padanya: “Sebelum saya mengajarkan kamu mantra tersebut, Saya mau meminta pada kamu agar kamu bisa membawa kesini “Mustard Seed atau Biji Sesawi dari sebuah rumah yang sama sekali belum pernah ada kesedihan dan kedukaan yang terjadi disana. Kita akan gunakan itu untuk mengusir duka kamu di dalam hidup ini.
Wanita itu pun permisi dan mulai Mencari biji Sesawi tersebut. Rumah pertama yang dijumpai adalah sebuah gedung megah. Ia bertanya pada si pemilik rumah: Saya mencari sebuah rumah yang tidak ada sedih dan duka. Apakah rumah ini?”
“Wah kamu mendatangi rumah yang salah” Kemudian sang pemilik rumah itu menggambarkan kejadian-kejadian tragis yang pernah terjadi di keluarga tersebut.
Wanita itu berkata pada dirinya: “Siapa ya yang lebih baik kehidupannya yang bisa menolong keluarga tersebut. Jauh lebih malang dari saya.”
Dia tinggal beberapa saat untuk menghibur pemilik rumah tersebut. Kemudian dia mulai petualangannya kembali dalam usahanya mencari rumah yang tidak pernah ada kesedihan dan duka. Namun apa yang ditemukan olehnya adalah justru kejadian-kejadian yang lebih menyedihkan dan lebih malang darinya.
Berjalannya waktu, wanita ini justru malahan terlibat untuk membantu mereka yang bersedih atas kemalangan dan musibah mereka. Dan… sesungguhnya tanpa disadarinya… hal ini membantunya mengenyahkan kesedihannya.
Hingga akhirnya wanita itu sadar bahwa pencarian biji sesawi itu sesungguhnya adalah upaya dari si pertapa yang bijak tersebut untuk mengenyahkan duka nestapanya. Ia pun kini sudah terbebas dari rasa sedih di dalam dirinya.
Ya.. ditinggalkan seseorang yang kita cintai itu memang sangat menyakitkan dan membuat kita berduka. Namun kita harus Move On, ingatlah selalu… Bisa jadi seekor ulat berkata bahwa ini adalah saat-saat terakhir hidupnya dan kehidupannya sebagai ulat akan berakhir.
Tapi Tuhan di atas sana bisa jadi berkata bahwa ini lah saat-saat permulaan di mana Ulat tersebut akan berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Jadi kita jangan terus meratapi apa yang sudah hilang, sebab sesungguhnya kehidupan kita pun di dunia ini hanya sementara dan kelak kita juga akan berangkat ke seberang sana untuk berjumpa lagi dengan orang-orang yang sudah lebih dahulu meninggalkan dunia ini.
Kenanglah selalu orang-orang yang sudah mendahului kita. Kenanglah kebaikannya, kenanglah kebahagiaan yang pernah dibagikannya pada diri kita. Mari kita tetap semangat dan bahagia. Sebab mereka yang sudah lebih dahulu meninggalkan kita juga, pasti tidak ingin orang-orang yang dicintai terus bersedih dan berduka terlalu lama.
Tetap semangat buat semua teman-teman yang ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya terutama akibat Pandedmi Covid-19 ini.
“Nothing you love is lost. Not really. Things, people–they always go away sooner or later. You can’t hold them anymore than you can hold moonlight. But if they’ve touched you, if they’re inside you, then they’re still yours. The only things you ever really have are the ones you hold inside your heart.” – Bruce Coville
Have a GREAT Day! GC