IWA Blog

SATYAGRAHA

SATYAGRAHA

Ketika Maru menerima bibit tanaman bunga-bunga hias dari seorang sahabat lamanya yang tinggal di Luar Negeri. Ia sangat gembira luar biasa. Keesokan paginya ia segera saja menanam bibit tersebut serta disiraminya dengan telaten. Pohon bunga itu pun tumbuh sumbur dan suatu ketika kebun dia menjadi indah dengan bunga-bunga bermekaran yang tumbuh dengan anggunnya.

Namun ada satu hal yang mengganggu Maru. Selain tanaman bunganya yang tumbuh subur, Gulma dan semak belukar juga ikut tumbuh subur di sekitar bunga-bunga tersebut.

Maru pun berkonsultasi dengan banyak ahli-ahli tanaman untuk menangani gulma tersebut. Namun gulma itu tidak kunjung hilang, malahan salah satu tanaman bunganya mati terkena racun anti gulma.

Akhirnya Maru melakukan perjalanan ke ibukota untuk bertanya pada ahli tanaman yang sangat terkenal disana. Sang ahli tanaman pun memberikan banyak nasehat dan rekomendasi untuk membunuh tuntas tanaman liar tersebut.

Setelah mencoba ini dan itu dan menghabiskan biaya yang lumayan… ternyata… Tidak berhasil juga.

Salah satu ahli tanaman itu pun, karena penasaran akhirnya menyempatkan diri untuk datang berkunjung ke taman Maru untuk melihat kondisi taman itu lebih dekat.

Setelah bekeliling melihat kebun bunga tersebut, Maru dan ahli tanaman yang sudah tua itu pun duduk dalam keheningan. Tiba-tiba ahli tanaman itu berkata pada Maru. “Ada 1 rekomendasi yang belum saya katakan pada kamu. Rasanya itu satu-satunya cara yang terbaik!”

“Apa itu”, kata Maru dengan rasa penasaran.

“Cintailah tanaman liar tersebut! Cobalah liat, bukankah sesungguhnya bunga-bunga tersebut menjadi lebih cantik dan indah dengan adanya tanaman-tanaman liar tersebut. Gulma tersebut juga ada bunga-bunga kecil yang membuat tanaman bunga kamu tampak lebih elegan dan bagus. Sebab setelah mempelajari tanaman gulma ini, sepertinya tidak memungkinkan untuk menghancurkannya tanpa menghancurkan tananam bunga yang kamu tanam.”

Terkadang di dalam hidup kita, kita harus hidup dengan orang-orang yang membuat kita menjadi kesal. Jika memang tidak ada cara untuk menjauhi mereka, jadikanlah mereka teman dan kasihilah mereka. Kelak kita akan menikmati persahabatan kita dengan mereka.

Langkah pertama yang perlu kita lakukan dalam mengubah musuh menjadi teman adalah membebaskan otak kita dan cara kita memandang seseorang yang kita anggap musuh. Otak kita kadang suka berkata bahwa ada yang SALAH dari orang yang tindakan atau nilai-nilainya tidak sesuai atau berbeda dengan kita. Fokuslah pada Persamaan diri kita dengan dirinya dan bukan pada perbedaan diri kita dengan dirinya.

Langkah kedua adalah: Coba mengerti situasi, kondisi, Pendidikan, pengalamannya dll terlebih dahulu. Stephen R. Covey pernah berkata: “Habit 5: Seek First to Understand, Then to Be Understood.”

Langkah ketiga adalah: Coba temukan hal-hal yang dapat saling melengkapi dimana kita bisa bersinergi atau berkolaborasi untuk situasi Win-Win bagi kedua belah pihak.

Langkah terakhir jika semua cara yang ditempuh tidak berhasil juga. Terimalah mereka apa adanya. Terkadang pesaing utama (Barangkali dia terus menganggap kita musuh) yang persisten itu sesungguhnya baik untuk diri kita agar kita selalu waspada, terus melakukan tindakan perbaikan untuk terus maju.

Satyagraha arti sesungguhnya adalah सत्याग्रह; satya: “truth”, āgraha: “insistence” atau “holding firmly to” atau dalam Bahasa Indonesia “Berpegang kuat pada kebenaran” adalah sebuah inisiatif dari Mahatma Gandhi. Dia pernah berkata: “Satyagraha is a weapon of the strong; it admits of no violence under any circumstance whatever; and it always insists upon truth.” Satyagraha adalah berperang dengan musuh tanpa kekerasan demi memperjuangan apa yang benar secara hakiki.

Pihak militer di Myanmar menggunakan kekuatan, kekuasaan untuk melakukan represi terhadap rakyat sipil yang mencoba menerapkan Satyagraha. Itu tidak akan menghasilkan kemenangan. Yang ada adalah situasinya akan semakin rusak, semakin hancur. Sungguh sangat menyedihkan.

Perang jika memang harus, haruslah dilakukan dengan cepat dan harus berhasil. Sebab jika perang yang lama, percayalah, kedua belah pihak pasti kalah. Semua sumber daya kita akan habis dan kita akan jadi lemah dan mudah diserang oleh pihak lain yang tidak perang. Daripada ada 1 orang musuh, Jadikan oponen kita sahabat kita dengan begitu kita bisa menikmati kedamaian dan hidup makin sejahtera.

And…..

“Love is the only force capable of transforming an enemy into friend.” Martin Luther King, Jr.

Have a GREAT day! GC

Previous Post

WYSIWYG

Next Post

KONSEKUENSI

Leave a Comment

slot77

slot kamboja

rtp live