IWA Blog

DUNIA YANG TIDAK UTUH

DUNIA YANG TIDAK UTUH

Ya Chun pelajar di Universitas Tsung-Lin (叢林學院) di Fo Guang Shan (佛光山), Kaohsiung, Taiwan. Dia tidak suka dengan dosen pembimbingnya. Ia selalu menolak instruksi & nasihat gurunya itu.

Suatu hari Master Hsing Yun, pimpinan tertinggi di Universitas tersebut memanggilnya.

“Saya dengar kamu ada masalah dengan dosen pembimbingmu. Apa yang membuatmu kurang puas?”

Ya Chun tidak melewatkan kesempatan ini, Setengah jam lamanya ia mengutarakan kejelekan dosennya. Master Hsing Yun mendengarkan & tiada hentinya minta dibeberkan fakta kejelekan dosennya serta saran-saran perbaikannya.

Setelah Ya Chun kehabisan ide tentang saran-saran perbaikan untuk sang dosen, akhirnya Master Hsing Yun berkata, “Kalau sudah selesai, sekarang ganti saya yang bicara, ya?” Ya Chun manggut-manggut.

Master Yun berkata, “Kamu ini adalah orang yang berkarakter membedakan hitam putih secara jelas, memandang perbuatan buruk layaknya musuh.”

Ya Chun mengangguk & berkata dengan bangga, “Shifu, Anda benar. Saya memang orang seperti itu!”

Master Yun melanjutkan, “Kamu tahu, dunia ini adalah dunia yang tidak utuh, namun cuma separuh saja. Langit separuh, bumi separuh; lelaki separuh, perempuan separuh; kebajikan separuh, kejahatan separuh; jernih separuh, keruh separuh. Sangat disayangkan, apa yg kamu miliki adalah dunia yang tidak utuh.”

Ya Chun tercengang sekian saat, lalu bertanya, “Kenapa Shifu mengatakan bahwa yang saya miliki adalah dunia yg tdk utuh?”

Master Yun menjawab, “Karena yang kamu cari adalah kesempurnaan, kamu hanya bisa menerima sisi sempurna yang hanya separuh saja, tidak bisa menerima ketidaksempurnaan yang merupakan sisi separuh lainnya lagi. Oleh karena itu, yang kamu miliki adalah dunia yang tidak utuh, tidak akan pernah menjadi bulat utuh.”

Ya Chun seketika itu juga merasa limbung, tak tahu harus bagaimana. Ia lalu bertanya, “Lantas, saya harus bagaimana?”

Master Yun dengan welas asih menjawab, “Belajarah toleran terhadap dunia yang tidak sempurna, maka kamu akan memiliki sebuah dunia yang utuh.”

Di dalam hidup ini tidak ada yang sempurna, ada hal baik & ada hal buruk, ada hari yang menyenangkan & ada hari yang menyebalkan. Semua ketidaksempurnaan itu membuat hidup kita lebih indah.

Jika semua kehidupan itu sempurna, baik-baik saja dan tidak ada tantangan, hidup itu menjadi tidak menarik. Cobalah renungkan, mengapa ada orang yang tertantang untuk mendaki puncak Everest yang mematikan atau mengarungi samudra dengan kapal layar yang sederhana? Jawabannya adalah: Sebab ketika mereka menyelesaikan tantangan itu mereka merasa bahagia, mereka berhasil mencapai puncak sasaran mereka. Ada banyak kerjaan / hal di dunia ini yang sulit untuk kita lakukan dan terkadang banyak orang yang harusnya mensupport kita malahan membuat kita susah, ribet dan merintangi usaha kita. Justru inilah yang membuat hidup ini menjadi sempurna. Bulatan penuh, bukan separuh-separuh.

“We come to love not by finding a perfect person but by learning to see an imperfect person perfectly.” Sam Keen

Have a GREAT day! GC

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online