Lala adalah seekor ikan paus yang besar – sangat besar, dan selalu kesepian – sangat-sangat kesepian. Selama bertahun-tahun ia tidak pernah mau bergaul dengan siapa pun, dan ia pun menjadi makin sedih dan semakin sedih. Ketika ada yang mencoba mendekat padanya serta tersenyum padanya. Lala langsung melengos, menghindar dan langsung pergi.
Banyak yang berpikir bahwa Lala adalah pribadi yang menyebalkan, dan oleh karenanya mereka mulai menghindari Lala. Namun hal yang mengherankan adalah: Turga, kura-kura tua yang sudah hidup lebih dari 100 tahun mengatakan bahwa Lala adalah ikan paus yang baik dan sopan.
Mendengar cerita ini suatu ketika, Dodo, seekor dolphin muda menjadi penasaran mengenai Lala. Ia pun memutuskan untuk menyelediki masalah ini secara rahasia dan secara diam-diam ia pun mengikuti Lala untuk mencari tau apa yang melatar belakangi sikap Lala.
Dodo menemukan bahwa ternyata Lala mempunyai kebiasaan yang aneh. Ikan paus ini beberapa kali tampak membenturkan mulutnya pada batu karang, membahayakan dirinya sendiri dengan berenang di antara ombak yang tinggi dengan jarak yang sangat dekat dengan daratan pantai. Beberapa kali ia terhempas di pasir dan memakan pasir.
Tabiat aneh ini tidak ada yang tau.
Semua ini dilakukannya karena Lala ternyata mempunyai nafas yang bau akibat adanya ikan kecil yang terperangkap dan mati di sudut mulutnya. Hal ini membuatnya malu dan itulah sebabnya ia tidak berani berbicara dengan ikan lainnya. HARGA DIRInya atau GENGSInya terlalu tinggi sehingga ia merasa menutupi kelemahannya ini dari orang lain.
Twing…. ketika Dodo sadar akan hal ini, ia pun menjadi kasihan dengan Lala. Dodo pun berusaha untuk mendekatinya dan dengan sopan serta hati-hati ia berbicara pada Lala bahwa ia ingin menolongnya. Namun Lala tidak mau mengganggu Dodo dengan mulutnya yang kurang sedap. Juga dia tidak mau siapa pun tahu akan hal ini.
“Saya tidak mau mereka tau kalo saya punya napas yang kurang sedap!” kata Lala
“Apakah ini yang menyebabkan kamu menghindar dari semua orang?” Jawab Dodo, hampir tidak dapat percaya.
Lala pun menganggukkan kepalanya…
Dodo: “Tahukah bahwa sesungguhnya mereka tidak pernah berpikir bahwa kamu mempunyai bau mulut yang kurang sedap. Mereka berpikir bahwa kamu itu sombong, tidak menyenangkan, membosankan dan pribadi yang tidak pernah bersyukur. Dan mereka berpikir bahwa kamu membenci mereka semuanya. Apakah hal itu lebih baik dari masalah di mulutmu?
Lala pun akhirnya tersadar… Dan ketika ia mencoba merenung. Ia menyadari bahwa semua ini terjadi karena ia memasang harga diri / gengsi yang sangat tinggi karena mencoba menghindari malu yang akan mendera dirinya bila ada yang tau.
Itulah sebabnya ia tidak membiarkan siapa pun menolongnya. Selain itu, Ia pun tersadar bahwa dengan sikapnya tersebut, ia justru menciptakan problem yang lebih besar lagi. Dengan berat hati, ia pun kemudian meminta Dodo untuk membantunya membuang ikan-ikan kecil yang terperangkap di mulutnya.
Ketika selesai, Lala mulai berbicara dengan semua ikan kembali. Tetapi, tentu saja ia harus berusaha keras untuk membuatnya diterima kembali oleh teman-temannya. Lala memutuskan untuk tidak ragu lagi meminta pertolongan orang ketika ia membutuhkannya.
Menurut John C. Maxwell ada 2 jenis dari Pride (Harga diri) yang ada di dunia ini. Harga diri yang pertama adalah Harga diri yang baik yang melambangkan martabat / kehormatan diri kita serta mendatangkan respek pada diri kita. Yang kedua adalah Harga diri yang buruk yang membuat diri merasa superior yang didasari dari kesombongan dan arogansi.
Berbicara tentang harga diri yang baik, maka karakter-karakter baik seperti tidak melakukan korupsi, tidak melakukan kebohongan publik, tidak bertoleransi dengan dosa apa pun itu harus tetap dipegang terus. Sebab hal ini menyangkut harga diri. Apakah diri seseorang itu harganya tinggi atau rendah dapat dilihat bagaimana perilakunya atau etikanya terhadap hal-hal ini.
Namun berbicara tentang harga diri yang buruk yang didasari kesombongan. Serta tidak mau bekerja sama dengan orang lain serta tidak punya keinginan atau kesadaran untuk dikoreksi dan diperbaiki adalah sebuah hal yang dapat berujung pada kerugian pada diri sendiri.
Satu hal yang kita perlu sadari adalah sinergi dengan orang-orang disekitar kita itu sesungguhnya adalah sangat penting bagi kesuksesan diri kita. Jangan karena kita harus menjaga image (Jaim) atau karena kita mempunyai masalah yang kita tidak ingin agar orang lain tau, maka kita menjadi penyendiri. Evaluasi dirilah. Jika saat ini anda merasa kesepian karena tidak ada orang yang mau mendekat dengan anda. Maka rasanya ada hal yang perlu anda ubah yaitu…. Cara anda menjaga harga diri anda.
Terutama jika Anda seorang pemimpin. Anda tidak akan pernah bisa mengoptimalkan kesuksesan Anda jika tidak bergaul dan bersinergi dengan orang lain. Apalagi jika Anda adalah pemimpin besar, jelas orang-orang kecil akan minder atau segan bertemu dengan Anda.
Bergaullah dengan siapa pun, the more you engage with other people, the more success you will be. Banyak pimpinan perusahaan yang dihindari oleh karyawannya, karena galak, tidak mau bergaul dll. Bedakan antara perasaan Takut, Segan dan Respek. Jika saya harus memilih, saya lebih memilih menjadi pimpinan yang di respek atau dihormati. Ketimbang pimpinan yang ditakuti atau disegani.
”It was pride that changed angels into devils; it is humility that makes men as angels.” Saint Augustine
Have a GREAT Day! GC