By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind Book
Di zaman dahulu kala, ada seorang saudagar kaya yang berdoa seperti ini, “Tuhan, saya meminta padaMu, sekali ini saja untuk seluruh masa hidup saya. Jika Tuhan mengabulkannya, saya tidak akan pernah memintanya lagi. Engkau tahu dan semua orang juga tahu bahwa saya adalah orang yang paling tidak bahagia di dunia ini.
Mengapa Tuhan memberikan begitu banyak problem di hidup saya yang harus saya selesaikan? Sementara orang lain mempunyai masalah yang ringan dan hanya sedikit yang harus mereka selesaikan. Itu tidak adil Tuhan. Bisakah Engkau yang maha adil memberikan pada saya satu saja kesempatan untuk saya menukar masalah saya dengan orang lain. Saya siap untuk memberikan masalah saya pada orang lain dan menerima masalah mereka untuk saya.”
Dengan penuh percaya diri saudagar kaya itu berdoa. Dan doa itu terus menerus dilakukannya. Hingga suatu saat, ketika ia sedang tertidur, ia mendapat sebuah mimpi yang menjadi jawaban atas permohonannya tersebut.
Di dalam mimpi itu ia bersama seluruh tetangga-tetangganya sedang berkumpul di sebuah lapangan. Tiba-tiba mereka melihat sebuah cahaya terang dan sebuah suara muncul, “Pulanglah semua ke rumah masing-masing. Kumpulkan semua masalah-masalahmu yang paling pelik, paling berat, paling tidak menyenangkan. Taruhlah di sebuah karung. Lalu bawa karung masalahmu itu kembali ke tempat ini.”
Pada awalnya semua orang bingung dan ragu terhadap permintaan itu. Tapi perlahan-lahan mereka berpikir… “Bagaimana jika permintaan ini benar? Bukankah ini kesempatan untuk dapat membuang masalah-masalah dalam hidup mereka? Toh tidak ada ruginya untuk membawa masalah mereka dan membuangnya.”
Maka mereka pun berangsur-angsur pulang untuk menumpuk seluruh masalah mereka ke dalam karung yang terbesar yang mereka bisa temukan untuk membawa masalah mereka ke lapangan semula tadi.
Saudagar kaya itu sangat Bahagia. Karena pada akhirnya keinginannya dikabulkan oleh Tuhan. Ia pun segera mengisi karung masalahnya dan dengan senyum yang sangat lebar, ia menyeret karung masalahnya keluar rumah menuju lapangan semula.
Ketika ia berjalan ke lapangan tersebut. Ia bertemu dengan banyak orang yang juga sudah siap dengan karung masalahnya. Dan ia sangat terkejut karena ternyata karung mereka jauh-jauh lebih besar dan lebih berat tampaknya dari miliknya. Ia pun mulai ragu dan ketika tiba di lapangan ia pun menjadi berubah pikiran tatkala ia melihat orang-orang yang selama ini selalu tampak tersenyum dan Bahagia ternyata juga membawa karung yang jauh lebih besar dan berat daripada miliknya.
Saudagar kaya itu pun menjadi khawatir sekarang. “Bagaimana jika aku mendapat masalah yang lebih besar dan lebih berat lagi?” pikirnya.
Tiba-tiba suara itu datang lagi. Suara itu meminta agar semua orang menaruh karung-karung mereka di tengah lapangan itu. Setelah semuanya menaruh karung masalah mereka. Suara itu kembali memberi perintah agar mereka mengambil 1 karung masalah yang ada di sana. Tapi … sekali memilih karung tersebut. Maka seumur hidup tidak dapat dibatalkan lagi dengan alasan apa pun juga.
Aba-aba pun diberikan agar setiap orang melakukannya bersamaan. 1-2-3 semua orang berlari untuk mengambil sebuah karung masalah.
Ternyata…
Surprise-surprise… Setiap orang setelah mengamati karung-karung masalah milik orang lain. Berlari dan mengambil karung masalah miliknya.
Dalam perjalanan pulang, saudagar kaya itu berpikir, mengapa ia dan semua orang bertindak seperti itu? Jawabannya membuat ia terkejut… Karena apa yang ia pikirkan sebagai masalah besar tidak sebesar yang ia duga. Dan sesungguhnya ia pun sudah terbiasa dan mengenal masalah itu, sehingga dengan begitu ia akan dapat mengendalikan masalah itu dan beradaptasi dengan masalah itu dengan baik.
Jika ia mengambil masalah orang lain yang seperti bola liar, masalah itu akan jelas akan menuntunnya entah kemana. Ia pun pasti akan bingung bagaimana cara menyelesaikannya. Karena ia pasti tidak tahu bagaimana menyelesaikan. Jadi daripada membawa hidupnya ke masalah yang tidak pasti dan tidak menentu. Dia memutuskan mengambil hal yang lebih pasti dan tahu bagaimana menghadapinya.
Cerita ini memang hanya sebuah dongeng. Tapi di dalam hidup nyata ini banyak orang yang hidupnya tidak puas. Ia selalu merasa masalahnya sangat besar dan sangat berat. Tuhan tidak adil, memberikan masalah yang begitu besar pada dirinya sementara orang lain diberikan masalah yang lebih ringan dan hidup yang lebih berbahagia.
Ingatlah selalu sahabatku. Kita tidak pernah tahu apa yang orang lain hadapi dalam hidupnya. Masalah apa yang mereka harus tanggulangi setiap hari untuk bisa bertahan di dalam hidup ini. Bisa jadi mereka mempunyai masalah rumah tangga, masalah keuangan, masalah pekerjaan dan masalah-masalah lainnya. Yang pasti tidak ada satu pun manusia di atas bumi ini yang hidup tanpa ada masalah.
Masalah yang ada pada kita, terkadang yang jadi masalah adalah seringkali bukan “masalah” itu sendiri. Tapi cara kita MEMANDANG masalah itu lah yang bermasalah. Jika kita memandang masalah itu sebagai masalah yang berat maka jadi beratlah masalah itu. Jika kita memandang masalah itu sebagai masalah ringan yang bisa kita tangani maka bisa jadi itu akan menjadi masalah ringan.
Bisakah kita makan satu ekor sapi secara utuh pada satu kali makan? Jawabannya pasti tidak bukan. Kita tidak akan bisa menampung seluruh sapi itu di dalam perut kita. Jadi kita harus memotong bagian-bagian sapi itu, lalu membekukannya. Ambil sepotong, masak dan makanlah setiap hari, pasti kita akan sanggup melakukannya hingga seluruh sapi itu selesai kita makan.
Itulah kira-kira masalah kita. Kadang masalah kita begitu besar untuk kita selesaikan sekaligus. Bekukan, ambil Sebagian, dimasak yang matang, lalu diselesaikan. ?
Kalo saya berkaca kehidupan saya di masa yang lalu, saya bersyukur pada Tuhan bahwa saya mempunyai masa-masa indah di dalam kehidupan saya. Punya masalah? Yah pastinya… tapi masalah saya jika saya bandingan dengan apa yang orang-orang zaman sekarang ini harus hadapi. Misalnya Covid-19 ini. Jauh lebih ringan. Semakin tahun, masalah yang harus dihadapi oleh manusia bukan semakin ringan, tapi semakin lebih berat.
Oleh karena itu, kita perlu pola pikir positif. Resiliensi (daya adaptasi terhadap masalah) yang tinggi. Untuk bisa bertahan dan menyelesaikan masalah-masalah kita.
Kita juga jangan judging terhadap orang lain. Setiap manusia mempunyai masalah mereka sendiri. Ketika kita melihat orang mempunyai emosi tinggi, mudah marah. Mengertilah, bisa jadi orang tersebut mempunyai masalah yang jauh lebih besar dari kita. Jadi biarkan dia mengeluarkan emosi itu supaya dia lebih lega.
“Life is not a problem to be solved, but a reality to be experienced.” – Søren Aabye Kierkegaard
Have a GREAT day! GC