IWA Blog

PLANTING POSITIVE MIND!

PLANTING POSITIVE MIND!

By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind book

Tanah yang subur biasanya tidak pernah memilih benih. Tanah tidak mempedulikan apa yang bakal ditanam disana. Jika kita menaburnya dengan benih padi, tanah akan merespon benih itu & menumbuhkan padi tersebut. Demikian juga jika ada benih rumput teki, gulma liar / tanaman-tanaman pengganggu lainnya yang jatuh ditanah tersebut, tanah juga tidak peduli, ia akan merespon benih itu & menumbuhkannya juga.

Sebagaimana tanah merespon & menumbuhkan setiap benih tanpa membeda-bedakan benih tersebut, demikian juga halnya dengan pikiran kita.

Pikiran kita seperti tanah yang akan menerima, merespon dan menumbuhkan hal apapun juga, tidak peduli hal yang baik maupun hal yang buruk. Tidak peduli itu membawa kita kepada keberhasilan atau sebaliknya membawa kita kepada kemerosotan.

Apa yang kita tanamkan dalam pikiran akan sangat mempengaruhi kehidupan kita. Jika kita menanamkan ke dalam pikiran, perkataan-perkataan negatif seperti: aku tidak bisa, aku tidak mampu, ini tidak mungkin berhasil, aku sangat payah, aku memang ditentukan hidup miskin, aku akan kalah, dsb., hal-hal negatif tersebut akan direspon oleh pikiran kita dlm bentuk sikap & tindakan, yang kemudian hasilnya akan menjadi sama persis seperti apa yang kita tanam.

Sebaliknya jika kita menanamkan ke dalam pikiran, hal-hal yang positif, antusiasme, hal-hal yang benar, dan hal lainnya yang membangun semangat kita. Maka pikiran juga akan merespon hal tersebut ke dalam sikap & tindakan kita sehingga akhirnya hidup kita menjadi positif. Hal ini disebut juga sebagai Insepsi positif atau Afirmasi.

Intinya, benih awal yang kita tanamkan ke dalam pikiran akan menentukan hasil akhir dari hidup kita. Itu sebabnya kita perlu hati-hati saat menanamkan sesuatu ke dalam pikiran kita. Tanamkanlah hanya hal-hal yang positif dalam pikiran kita sebab dengan begitu akan berbuah tindakan dan hasil yang positif juga.

Namun begitu, Afirmasi Positif atau menanamkan hal-hal positif ke dalam pikiran juga mempunyai efek samping jika tidak kita waspadai. Berikut adalah contoh efek samping tersebut: Rasa takut atau cemas di dalam diri kita sesungguhnya adalah hadiah luar biasa dari Tuhan agar manusia mau bekerja lebih keras dan lebih giat untuk menghasilkan prestasi yang lebih luar biasa.

Nah … Afirmasi Positif juga terkadang bisa menumpulkan rasa takut dan cemas tersebut. Sehingga pada akhirnya kita tidak mau berusaha maksimal untuk berkarya yang sebaik-baiknya.

Menanamkan pikiran positif di dalam otak kita bisa jadi juga menumpulkan indera perasa kita.

Misalnya pada saat wawancara, mengapa banyak orang merasa cemas dan gugup. Hal ini sesungguhnya terjadi biasanya akibat episode kegagalan-kegagalan di masa yang lalu. Bukankah begitu? Seharusnya Afirmasi positifnya adalah supaya saya tidak gagal saat wawancara. Saya harus menunjukkan bahwa saya mau belajar dan bekerja keras. Saya tidak masalah jika saya gagal setelah mencoba dengan usaha terbaik saya. Dan saya akan pelajari kegagalan saya agar saya tidak gagal lagi. Nah ini contoh Afirmasi positif yang benar.

Berbeda dengan orang yang mempunyai Afirmasi yang kelihatanya positif tapi salah. Orang ini akan selalu berpikir bahwa kenapa saya harus khawatir dan cemas? Tidak ada masalah, gagal yah… artinya belom cocok, nanti saya coba lagi. Saya mengalir saja. Toh perusahaan yang tidak menerima saya lah yang rugi.

Hal tersebut kelihatannya seperti Afirmasi positif dan sepertinya tidak masalah. Tapi… It will end up puluhan tahun dia berputar-putar mengembara mencari kerja dan tidak akan mendapatkannya jika modelnya seperti itu. 😊

Tanamlah pikiran POSITIF bukan pikiran SANTAI (Complacency). Sebagai contoh adalah kondisi “TIDAK KHAWATIR”.

Pikiran positif. Supaya saya tidak khawatir. Saya harus bekerja keras mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan, belajar mempersiapkan antisipasi. Afirmasi saya adalah Saya bisa. Saya punya kemampuan untuk mengatasi segala masalah saya. Karena saya sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Kalau gagal saya akan mencoba lagi dan belajar dari kegagalan saya.

Pikiran santai. Saya tidak perlu khawatir. Segala sesuatunya Tuhan sudah atur. Kalau Tuhan berkehendak terjadi, terjadilah. Sekalipun saya bekerja keras, berusaha sekuat tenaga. Kalo Tuhan tidak berkehendak, maka apa pun juga tidak akan berhasil. Nah ini adalah contoh menanamkan pikiran santai. Memang seperti pikiran positif.

Ingatlah selalu bahwa hal positif di dunia ini selalu perlu USAHA. Menaman Pikiran Positif tanpa USAHA nyata sesungguhnya adalah mimpi di siang hari bolong.

Pikiran Positif menghasilkan kekuatan diri yang lebih baik ditambah kekuatan Tuhan karena kita selalu berdoa dan mengandalkan Tuhan dalam berusaha. (Ora et Labora – Berdoa dan Berusaha) maka niscaya kita akan lebih berhasil.

Yuk.. jangan biarkan otak kita dipenuhi oleh rumput liar / Gulma (pikiran negative) karena tidak pernah kita mengurusnya. Insepsi pikiran positif dengan membaca tulisan-tulisan positif. Buku-buku positif. Dengan begitu kita sedang membangun hidup kita yang lebih positif yang kelak akan berbuah manis pada saatnya…

“Once you replace negative thoughts with positive ones, you’ll start having positive results.” Willie Nelson

Have a GREAT Day! GC

Leave a Comment

Latest IWA Blog