LIFE IS SO PRECIOUS
By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind
Ketika kita lahir, kita tidak membawa apa pun bahkan selembar kain pun tidak. Kita lahir dalam keadaan telanjang tanpa sesuatu apa pun yang kita miliki selain NYAWA atau NAPAS alias Kehidupan yang diberikan Tuhan pada kita.
Ketika kita meninggal, apakah kita akan membawa sesuatu ke alam baka? Tentu saja kita semua tau bahwa kita tidak akan membawa apa pun juga dari dalam dunia ini. NYAWA dan NAPAS alias kehidupan kita akan pergi meninggalkan raga kita dan Jiwa kita ketika kita meninggal.
Suatu ketika ada seorang pria yang sangat kaya yang ingin membuat sebuah uji coba. Ia menghampiri seorang pemuda lusuh yang hidupnya seperti gelandangan. Ia berkata pada pemuda itu. “Hai pemuda, jika aku beri 10 USD padamu, kira-kira apa reaksi kamu?
Pemuda gelandangan itu berkata: “Ya tentu saja saya gembira. Dengan uang itu saya bisa makan pagi.” Tampak mukanya bersinar cerah.
Pria itu pun memberikan uang itu padanya. Setelah itu berkata lagi, “Jika aku kasih kamu 100 USD bagaimana.”
Pemuda gelandangan itu berkata: “Wah saya akan sangat gembira sekali tentunya. Sebab dengan uang itu saya bisa membeli sepatu hangat agar kaki saya tidak kedinginan sepanjang musim salju ini.” Senyum pemuda itu begitu manis sekali, mukanya berseri-seri.
Pria itu pun kembali memberikan uang 100 USD tersebut. Setelah itu dia berkata lagi. Nah kalo aku kasih kamu 500 USD bagaimana?
Pemuda itu ekspresi mukanya langsung berubah antara gembira dan takjub, matanya berbinar-binar dan raut mukanya tampak sangat Bahagia sekali. “Wah kamu orang baik sekali. Saya akan menyembah kamu karena uang itu akan dapat menjamin hidup saya paling tidak selama 2 minggu ini.
Pria itu berkata, “hmmm gitu ya. Tapi masalahnya aku tidak punya uang itu saat ini.” Jadi mohon maaf tidak bisa memberikan uang itu.
Sinar muka pemuda itu langsung berubah sedih dan tampak guratan kekecewaan yang sangat mendalam.
Pria itu berkata lagi. “Baiklah kalau begitu, saya mohon diri mau melanjutkan aktivitas saya. Tapi… Wait… Ternyata, Aku tidak punya uang sama sekali untuk naik taxi. Bolehkah aku meminta uang 100 USD yang aku berikan barusan?”
Pemuda gelandangan itu tampak marah, “Kamu main-main ya dengan saya? Apa yang sudah kamu berikan pada saya, itu adalah adalah milik saya. Dan kamu tidak ada lagi hak untuk memintanya kembali dari saya dan saya pun tidak akan memberikannya pada kamu!”
Pria itu pun tersenyum lalu berjalan pergi…. Padahal pria itu sudah menyiapkan 500 USD disakunya. Siap diberikan pada pemudia itu jika pemuda itu memilih sikap yang tepat dan memberikan 100 USDnya itu pada pria tersebut. Ternyata pemuda itu gagal dalam test tersebut.
Yah itulah manusia. Tuhan memberikan rezeki, uang, pekerjaan pada kita semua. Untuk itu kita harus merasa Bahagia dan terus bersyukur.
Suatu ketika, bisa jadi karena kecerobohan juga, Orang kehilangan rezeki, uang bahkan pekerjaannya tersebut. Mereka pun mulai bersungut-sungut dan menjadi tidak Bahagia. Beberapa bahkan menjadi frustasi dan tidak lagi mau melakukan apa-apa.
Hidupnya disia-siakan, tidak mau berusaha lagi, hidup hanya dari rasa kasihan orang lain. Mereka terus mengasihani dirinya dan meminta orang lain untuk mengasihani dirinya juga.
Orang tersebut tidak mensyukuri apa yang masih ada pada diri mereka. Apa yang masih mereka miliki. Mereka memandang sesuatu yang hilang dan tidak ada. Mereka kesal, sedih pada hal-hal yang sudah tidak ada pada diri mereka. Padahal mereka lupa bahwa ketika mereka memulai hidupnya, mereka memulai tanpa apa-apa dan hidup mereka juga akan berakhir tanpa membawa apa-apa. Mengapa harus kesal, marah dan kecewa serta selalu merasa bahwa apa yang ada dalam hidup ini tidak “CUKUP”?
Mengapa dari kedua belah koin yang ada, kita hanya melihat satu sisi aja, yaitu sisi negatif, mengapa tidak melihat sisi yang satu lagi alias sisi positif? Mengapa mencari sesuatu yang tidak ada dan melupakan apa yang ada / exist di dalam hidupnya?
Bukankah kita masih ada “CUKUP” makan yang dapat menopang kehidupan kita? Mengapa kita tidak menghargainya bahkan ketika kita masih ada “HIDUP” yang jauh jauh lebih berharga mengapa kita masih harus sedih dan kecewa?
Banyak manusia yang karena merasa hidupnya tidak “CUKUP” makanya seringkali dia mengabaikan “HIDUP”nya. Seolah-olah hidupnya tidak lebih berharga dari harta dan kesenangan duniawi.
Kita pernah mendengar kabar shok tentang Gianna Maria-Onore Bryant (13 tahun) Bersama Kobe Bryant ayahnya yang merupakan pemain bola basket professional terkenal di Amerika, orang yang sangat-sangat kaya meninggal karena helikopternya jatuh.
Apa artinya harta yang banyak, terkenal, tampan, cantik jika nyawa itu sudah tidak Bersatu lagi dengan tubuhnya?
Marilah sahabatku, hidup yang diberikan oleh Tuhan itu sangat berharga. Bersyukurlah…
“Life is so precious! Live with love, joy, happiness, and abundance.” ― Debasish Mridha
Have a GREAT Day! GC