Kalau kita renungkan dalam diri kita. Merk-merk produk apakah yang kita gunakan? Mengapa?
Jawabannya adalah produk-produk yang kita gunakan itu adalah produk-produk yang kita percayai bukan? Jika kita tidak mempercayai produk tersebut, apakah kita mau menggunakannya?
Barangkali masih ingat bagaimana Xiaomi masuk pasar Handphone dan menggebrak pasar gadget di seluruh dunia dengan dahsyatnya. Membuat pemain dunia seperti Apple-iphone dan Samsung kehilangan market sharenya dengan sangat tajam terutama di negara China yang merupakan pasar Handphone terbesar di dunia.
Ditahun 2015 menurut laporan IDC, pangsa pasar Xiaomi tercatat sebesar 15.1%, Xiaomi merajai pasar penjualan HP. Namun laporan terbaru di tahun 2016, 3 perusahaan lainnya di China melesat cepat: OPPO MS: 16.8%, Huawei 16.4% dan Vivo 14.8%. Berapakah Pangsa Pasar Xiaomi? Hanya 8.9%. Tertinggal jauh di bawah.
Mengapa Xiaomi kehilangan pangsa pasarnya demikian cepatnya? Menurut Majalah fortune.com 24 Jan 2017. Kehilangan pangsa pasarnya terjadi akibat 2 hal. Review dari pelanggan dan ahli gadget yang menggambarkan produk xiaomi hanya biasa-biasa saja dan cenderung komentar-komentarnya negatif, serta sulitnya pembeli “melihat” secara jelas. Karena sulit mendapatkan produk di toko-toko retail untuk diamati secara langsung. Dan oleh karenanya mereka kehilangan kepercayaan terhadap produk Xiaomi.
Ingatlah selalu bahwa:
Abad 20: Konsumer itu pasif
Abad 21: Konsumer itu sangat aktif
Abad 20: Era iklan tradisional di media cetak, radio & telivisi
Abad 21: Era “Sosial Media” – Internet, komunitas, blogs & sharing video.
Abad 20: Organisasi memiliki & mengkontrol merk usahanya langsung
Abad 21: Konsumer yang mempengaruhi, menentukan dan menyetir kearah mana brand perusahaan kita.
Bukan hanya produk. Diri seseorang juga demikian. Bilamana kita melihat seorang pemimpin dapat terpilih atau tidak dapat terpilih. Itu semua tergantung seberapa tinggi “INTEGRITAS” dan “KOMPETENSI”nya. Jadi Trust memerlukan kedua faktor ini: Integritas dan Kompetensi. Lalu apakah jika mempunyai kedua hal ini sudah cukup?
Ternyata tidak cukup. Sebab sekali lagi sekalipun kita membangun kedua hal diatas, namun jika sebagian besar orang “Baca: MARKET” mempunyai persepsi yang salah akibat pemberitaan hoax. Maka tetap saja kita tidak akan mampu memenangkan persaingan.
Di samping itu, Masyarakat kita itu cenderung lebih menyukai pemberitaan-pemberitaan negatif ketimbang pemberitaan-pemberitaan yang baik dan benar. Apalagi jika itu dikatakan oleh pemimpin-pemimpin kelompoknya.
Sebab itu kita tidak boleh membiarkan adanya kelompok yang mencoba menggiring opini dan membelokkan fakta. Kita perlu kerja keras untuk tetap menyadarkan masyarakat kita untuk tetap menjaga kewarasannya dan melihat apa yang baik dan benar ketimbang ajakan, hasutan dari kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Bangunlah citra positif diri / produk / perusahaan kita. Peranan endorser, influencer sangat penting dalam membangun citra positif tersebut.
Market sekarang sudah berubah: “Jika di th. 1960 kamu memperkenalkan sebuah produk, 90 persen masyarakat yang melihatnya untuk pertama kalinya akan langsung percaya pada janji-janji perusahaan. 40 tahun kemudian, jika kamu melakukan hal yang sama maka hanya kurang dari 10% dari publik yang percaya bahwa hal itu benar.” Howard Schultz.
Oleh karenanya Market Trust ini sangat penting dan oleh karenanya perlu terus dibangun secara konsisten baik oleh perusahaan dengan menjaga citra dan produknya maupun bagi para pemimpin untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.
“Building trust is a matter of revealing your authentic self to your market.” Stephanie Treasure
Have a GREAT Day! GC