Disuatu desa yang tenteram yang terletak di sebuah pegunungan, nampak seorang pemuda datang ke sebuah perguruan silat yang cukup terkenal untuk menjumpai seorang guru yang tinggal disana. Guru itu sangat terkenal dengan kearifannya. Dia ingin meminta “resep” dari sang guru untuk “MENGHILANGKAN BEBAN HIDUP”nya yang terasa semakin lama rasanya semakin berat baginya.
Setelah berbincang beberapa saat, sang guru pun manggut-manggut tanda mengerti permasalahan si pemuda tersebut. Kemudian sang guru itu memungut sebuah batu yang beratnya sekitar 1 kg. Dia meminta pemuda tersebut untuk membawanya kemanapun dia pergi bahkan saat mandi dan tidur pun harus dibawa terus selama 1 minggu. Setelah itu sang Guru meminta pemuda itu untuk balik kepadanya.
1 minggu berlalu, Sang pemuda akhirnya bertemu kembali dengan sang Guru. Sang Guru bertanya padanya, bagaimana dengan tugas membawa batu tersebut.
Pemuda tersebut berkata: “Pada awalnya memang batu itu kelihatannya ringan-ringan saja, Akan tetapi semakin lama saya rasakan… batu ini menjadi semakin terasa berat. Barangkali kalau saya harus membawa batu ini seminggu lagi saya tidak akan sanggup. Apakah Guru menaruh sesuatu di sana sehingga oleh karenanya menjadi bertambah berat?”
Sang guru pun tertawa: “Hahaha, ya tidak lah… Nah coba kamu lihat disana itu. Nah yang kurus kering itu tuh… Tau gak… Anak itu setiap pagi membawa air yang beratnya lebih dari 20 kg dan dia membawanya dari sungai hingga ke tempat ini.
Pada awalnya dia merasa sangat berat sekali dan juga banyak air yang tertumpah di jalan karena dia tidak kuat waktu itu. Tapi sekarang bisa kamu liat betapa mudahnya dia membawa air tersebut. Dia merasa air tersebut semakin hari semakin bertambah ringan dan mudah untuk diangkat.
Tahu gak, Apa yang membedakannya dengan situasi kamu saat ini, mengapa bertolak belakang dan berbeda?”
“Saya tidak tahu Guru” kata si pemuda.
“Yang membedakan adalah cara berpikir kita. Ketika kita berpikir batu itu sebagai sebuah BEBAN maka semakin lama batu itu akan terasa semakin berat. Lain halnya jika kita menganggap batu tersebut sebagai ALAT untuk melatih tubuh kita. Maka semakin lama batu tersebut pasti akan semakin ringan. Mengapa? Karena ketika otak kita tahu bahwa kita sedang berlatih, otak kita juga tau bahwa KEMAMPUAN kita juga akan meningkat.
Friends, Marilah kita mengubah cara berpikir atau mindset kita. Jadikanlah setiap tantangan, beban hidup kita sebagai alat bagi kita untuk melatih diri kita untuk menghadapi tantangan yang lebih berat di masa yang akan datang.
Saat kita harus bertahan hingga kita mendapatkan vaksinasi. Hidup harus terus menjaga jarak, menggunakan masker, hand sanitizer memang terasa semakin berat untuk yang menganggapnya sebagai beban. Namun buat yang menganggap itu sebagai pola kebiasaan baru untuk hidup sehat, pasti sudah merasakan bagaimana hidup lebih sehat dan lebih baik.
Mari ubah sudut pandang kita. Jangan jadikan itu sebagai beban, namun jadikan itu sebagai Alat untuk melatih tubuh kita agar kehidupan kita lebih baik.
Atur pernapasan, Tarik napas dalam-dalam secara perlahan dan buang sekaligus, Ambil udara dan bernafaslah yang dalam tekan udaranya, paksakan agar oksigen yang kita hirup yang ada di dalam diri kita untuk mengambil hal-hal buruk dan energi-energi buruk dalam diri. Lalu buang sekaligus udara yang sudah kita pampatkan dalam diri kita tersebut. Dan rasakan betapa leganya diri kita. Lakukan beberapa kali.
kumpulkan energi positif dan siapkan diri untuk mengatasi rintangan dan tantangan hidup kita dengan KUAT. Katakan pada seluruh masalah kita, “Aku akan mengalahkanmu. Jika aku tidak mampu, Tuhan akan mampu dan Ia akan membantu dalam kelemahan-kelemahanku. Aku adalah Individu yang KUAT.
Ingatlah bahwa setiap Ujian pasti ada Rewardnya. Hadapi tantangan, dan selesaikan dengan tuntas dengan berani dan dengan hati yang lapang tanpa Beban. Cukup sudah beban itu berada di luar tubuh kita, jangan masukkan beban tersebut ke dalam pikiran dan hati kita. Katakan pada diri kita: Beban yang kita bawa akan membuat diri kita kuat. Ini adalah latihan untk membentuk diri kita menjadi kuat.
“Hope is like the sun, which, as we journey toward it, casts the shadow of our burden behind us.” Samuel Smiles
Mari… Tetaplah miliki HARAPAN, karena hanya HARAPAN / HOPE yang mampu mengusir beban. Sehingga beban kita akan terasa ringan dari hari kehari.
Have a GREAT day! GC