IWA Blog

PENASARAN

PENASARAN

Suatu ketika seorang pemuda berjalan disamping tembok sebuah Rumah Sakit Jiwa. Tiba-tiba ditelinganya ia mendengar seseorang yang sepertinya sedang menghitung, “13 . . .13 . . . 13 . . . 13”. Suaranya cukup lantang dan Intens dari balik tembok itu.

Pemuda itu penasaran & ingin tahu, apa sih yang sedang dihitung sama orang disebelah tembok dalam tersebut? Yang kemungkinan besar orang gila. Tiba-tiba ia melihat sebuah lubang yang ada di tembok tersebut sehingga orang bisa mengintip ke dalamnya. Langsung aja ia mendekat dan menaruh matanya pada lubang di tembok itu.

“Aduh!!!”

Sebuah benda berbentuk tongkat sepertinya sebuah rotan tiba-tiba keluar dan mencolok matanya. Lumayan sakit rasanya.

Sementara di tembok sebelah dalam, sayup-sayup terdengar suara orang yang tadi menghitung angka 13 itu kini berubah, “14 . . . 14 . . . 14 . . . 14 . . .”.

Banyak orang terperangkap jebakan Karena rasa penasarannya. Bayangkan ketika adanya sebuah drama terorisme terjadi seperti misalnya ada bom atau ada serangan terorisme menyerang kantor polisi, orang Indonesia malah berduyun-duyun menuju spot tempat perkara tersebut dan ramai-ramai bahkan selfie dan wefie. Padahal kemungkinan bom kedua bisa jadi masih ada di tempat perkara.

Sementara di dunia Barat, jika ada sebuah kejadian seperti itu, apalagi itu sebuah tindakan terorisme, orang akan cenderung lari untuk meninggalkan tempat kejadian perkara, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada dirinya. Atau paling setidaknya mereka tiarap, bukan selfie dan wefie.

Lalu apakah penasaran itu sebuah hal yang salah?

Memang tidak salah dengan rasa penasaran. Sebab jika Newton tidak penasaran dengan apel yang selalu jatuh kebawah atau Einstein tidak penasaran untuk terus menggali tentang teori relativitas maka dunia kita tidak akan semaju seperti sekarang. Penasaran dapat membawa kita kepada sebuah penemuan (discovery) & perubahan.

Albert Einstein pernah berkata demikian: “Saya tidak punya talenta yang spesial, saya hanyalah orang yang bersemangat dengan rasa penasaran saya.”

Lalu apa bedanya penasaran dari kisah pertama diatas dengan kisah penemuan-penemuan yang dimulai dengan rasa penasaran tersebut?

Bedanya adalah di “Leading Cause” atau penyebab utama rasa penasaran tersebut. Jika penyebab utama rasa penasaran tersebut adalah untuk mencari tahu terjadinya sebuah “peristiwa” atau dalam istilah anak muda disebut “kepo” atau “Kaypoh” hasilnya ya “Cuma sekedar tahu”.

Namun jika rasa penasaran tersebut adalah untuk menyelesaikan masalah kita yang bisa membawa kita ke perubahan yang lebih baik, justru rasa penasaran tersebut perlu dipupuk.

Istilah “KMS” mendadak jadi populer beberapa waktu ini. KMS yang merupakan kepanjangan dari Kill MySelf itu digunakan oleh seorang gadis berusia 12 tahun di fotonya sebelum ia menggantung dirinya di kamar mandi menggunakan dasinya pada tanggal 30 November 2020 yang lalu.

Barangkali apa yang saya sampaikan ini pun membuat orang penasaran. Siapa nama anaknya, kejadiannya di mana, kenapa dia bunuh diri dan barangkali ada yang langsung googling mencari beritanya. Sedangkan orang yang sudah tau beritanya manggud-manggud sambil berkata dalam hati, “Ooo saya tau ini…”

Tahukah bahwa ada sebuah lagu yang berjudul “KMS (Kill Myself)” yang dinyanyikan oleh grup yang menamakan dirinya: Sub Urban. Sebuah lagu yang di posting di youtube Mar 26, 2020. Yang Lyricnya berbunyi demikian:

I wanna kill myself, I wanna kill myself
It’s all I hear right now, it’s all I hear right now
I wanna kill myself, I wanna kill myself
It’s all I hear right now, it’s all I hear right now

Seram sekali lagu ini, saya berharap lagu ini bisa dibuang dari youtube selamanya. Banyak anak muda barangkali menganggap ini lucu atau malahan Keren. Buktinya banyak juga yang me”likes” lagu ini. Lagu ini sangat merusak mood dan mental. Perhatikan anak-anak kita yang masih remaja.

Ada lagi tantangan untuk bunuh diri. Cukup banyak di tiktok, di youtube, facebook, Instagram yang menantang untuk bunuh diri atau ide-ide kreatif untuk bunuh diri.

Sengaja saya tidak memposting link youtube lagu tersebut, karena saya memang tidak ingin mempopulerkan lagu ini, saya mempostingnya lebih karena ingin memberi info kepada para orang tua, guru, supaya waspada, kenal serta mengetahui lagu yang merusak mentalitas ini.

Rasa Penasaran ditambah dengan stress di masa pandemi Corona ini membuat banyak orang berpikir untuk melihat, mencari tau istilah KMS ini. Ini adalah mentalitas yang sangat berbahaya dan harus dibuang jauh-jauh. Rasa Penasaran yang satu ini sangat-sangat negatif yang bisa membawa kita ke Suicidal Ideation atau Ide untuk bunuh diri yang nyata.

Alihkan rasa penasaran kita pada pemecahan-pemecahan masalah yang kreatif. Ingat istilah Leading Caused di atas. Daripada kita habiskan waktu kita untuk mengobati penasaran kita pada informasi-informasi yang tidak berguna bahkan menyesatkan lebih baik kita alihkan rasa penasarannya kea rah atau ke bidang yang dapat membawa kebaikan bagi diri kita.

“Curiosity is the lust of the mind.” Thomas Hobbes

Have a Great Day! GC

Previous Post

HOARDING (MENIMBUN)

Next Post

HIDUP ITU ANUGERAH

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online