IWA Blog

Pentingnya BERSOSIALISASI Hari Media Sosial Indonesia

Pentingnya BERSOSIALISASI Hari Media Sosial Indonesia

Jika berbicara Media Sosial, maka kebanyakan orang biasanya lebih suka berpikir sisi negatifnya serta dampak buruk yang ditimbulkan Media Sosial ketimbang sudut positifnya. Padahal sesungguhnya tidak semua yang di MEDIA SOSIAL itu buruk. Banyak juga orang-orang baik yang suka berbagi di MEDIA SOSIAL hal-hal yang baik. #PostingYangBaik.

Dalam situasi New Normal saat ini, menurut saya malahan Media Sosial ini justru sangat membantu. Maka ketika wakil dari Badan Kesehatan dunia mengganti istilah Social Distancing dengan Physical Distancing, saya adalah salah satu orang yang langsung mengacungkan jempol tanda setuju. Mengapa begitu?

Pada saat COVID-19 ini melanda seluruh dunia. Saya melihat begitu banyak orang yang bermasalah dengan Kesehatan jiwa / mentalitasnya. Bahkan banyak juga yang hingga mengalami PTSD – Post Traumatic Stress Disorder. Pasca Lockdown / PSBB meninggalkan Scar / luka di jiwa beberapa orang di seluruh dunia.

Pada kondisi seperti diatas itu, Justru Media Sosial dapat memberikan dampak positif. Dimana orang-orang yang bermasalah ini bisa menceritakan masalah mereka, dan mendapat banyak masukan-masukan positif #PostingYangBaik dari yang lainnya. Media Sosial ini dapat menjadi terapi yang baik bagi mereka yang bermasalah ini.

Cerita dibawah ini sebagai contohnya.

Ann Marie @padschicago on twitter adalah seorang tunawisma yang hidup dijalanan. Dia menjadi homeless alias tunawisma ketika dia akhirnya melakukan keputusan gila untuk keluar dari drama kehidupannya yang membelitnya. Dia melalui sebuah proses cerai yang sangat menyakitkan, kehilangan pekerjaan dan sebagai akibatnya ia menderita bertahun-tahun Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Dia hidup di jalanan di kota Chicago selama 6 tahun hingga suatu ketika ia mendapat pertolongan dari https://invisiblepeople.tv/ Sebuah proyek nirlaba di Amerika untuk menyelamatkan orang-orang yang tinggal di jalanan. Ann Marie selanjutnya menggunakan Twitter untuk kontak dengan Invisible People dan teman-teman lainnya yang mendukung dia di Sosial Media.

Tentu saja tidak mudah untuk menolong seorang wanita tunawisma di Chicago yang sering berpindah-pindah dan sedikit sekali atau jarang ada peluang untuk berkomunikasi secara konsisten dan secara berkala dengan dia.

Namun begitu Invisible people berhasil membujuk Ann Marie untuk tegar menceritakan pengalaman-pengalamannya hidup sebagai tunawisma sekalipun tidak terlalu detail. Namun dari ceritanya cukup untuk dimengerti bahwa dia lebih memilih untuk tidur di atas semen atau keramik ketimbang di rumput karena hal itu lebih nyaman. Tulisan-tulisan Ann Marie banyak membuat orang-orang yang membaca tulisannya berpikir, betapa bersyukurnya hidup mereka.

Ann Marie menghabiskan banyak tahun-tahunnya sebagai wanita tunawisma yang kesepian yang terkadang harus menghadapi tantangan berat dari pria tunawisma yang agresif dan berkali-kali membahayakan kehidupannya.

Hidup penuh keputus-asaan dan harapan diri yang begitu tipis akhirnya berubah akibat Twitter. Dimana dengan Twitter akhirnya ia menemukan teman-teman dan rumah. Saat ini Ann Marie sudah mempunyai citra yang lumayan positif dan dia menjadi terkenal sebagai seorang tunawisma yang berjuang untuk hidup normal di lingkungan yang menantang dan menang dari pertempuran hidup yang sangat parah.

Jadi Media Sosial sesungguhnya bisa mempunyai efek yang positif. Oleh karena itu, kita harus manfaatkan sebagai arena bersosialisasi untuk menebar hal-hal positif dan berbagi cerita inspirasi agar semua yang membacanya memperoleh energi dan motivasi untuk hidup lebih baik.

Namun begitu menggunakan Sosial Media juga harus bijak dan arif. Dari hasil survey Microsoft yang dipublikasi Feb 2021, Indonesia merosot DCI (Digital Civility Index)nya. Artinya Indonesia menurun secara ahlak dalam bersosial media. Dapatkan laporannya di sini. https://aka.ms/Digital_Civility_Year_Five.

Tunggu dulu, jangan emosi dulu! Tidak ada masalah dengan Microsoft, ini hasil survey dari 58.000 lebih interview di 30 negara. Dalam kesopanan bersosial media, Indonesia di nilai yang paling tidak sopan (the worst) di antara negara2 yang ada di Asia. Dari 30 negara, kita negara ke 28 terburuk.

Diantaranya adalah: Unwanted contact, Hoaxes, Frauds, Scams, Hate Speech, Discrimination, Unwanted Sexting, Online Harassment, dll.

Mari Tebar hal-hal yang positif. Dan mari ajak semua lapisan masyarakat Indonesia untuk bijak menggunakan Sosial Media. Hindari konten-konten yang dianggap tidak sopan, sebab bangsa Indonesia adalah bangsa beradab. Kita harus selamatkan muka bangsa Indonesia. Selamat Hari Media Sosial!

Have a GREAT Day! GC

Previous Post

THE THRESHOLD

Next Post

NYATA & FIKSI

Leave a Comment

mahjong ways gacor

situs slot777 online