By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind Book
Seorang eksekutif muda yang sangat penat akibat semua urusan kantor, suatu ketika berlibur di sebuah pedesaan yang asri & tenang. Pagi-pagi subuh dia sudah bangun & pergi untuk jogging mencari keringat. Setelah kurang lebih 1 jam berolah raga ia pun mampir ke sebuah kedai sederhana untuk membeli minuman yang dapat melepas dahaganya.
Kedai tersebut ternyata ramai sekali. Gelak tawa dari orang-orang yang ada di sana membahana. Tampak di dalam kedai ada seorang kakek yang cukup tua, menggunakan kaos yang sudah berlubang disana sini sedang dikelilingi oleh teman2nya.
Penasaran ingin mengetahui, sang eksekutif muda itu pun segera mencari meja yang berdekatan dengan pak Tua tersebut. Ia ingin mendengarkan apa sih cerita si kakek tersebut, sehingga teman-temannya begitu asyik dan beberapa saat tertawa terbahak-bahak mendengar cerita si kakek itu.
Ternyata, kakek tersebut sedang menceritakan kesialannya yang terjadi kemarin hari. Namun berbeda dengan kebanyakan orang yang mengeluh dan menyatakan kekesalannya pada hari yang dianggapnya penuh dengan kesialan. Kakek ini menceritakan kesialannya namun dengan tehnik cerita yang lucu dan memicu orang-orang disekitarnya tertawa terbahak-bahak.
Misalnya: “Kalian tau gak, Bapak ini udah tua jadi seringkali bapak lupa. Tau gak gimana caranya agar bapak inget?” Semua terdiam… “Ya bapak nungguin bini bapak aja. Kalo dia ngomel nah… jadi bapak inget deh apa yang mau bapak kerjain…” Semua tertawa lagi…
“Terus kemarin tuh pagi-pagi udah diomelin sama bini gara-gara lupa ini dan lupa itu, terus pas bapak mau mau ambil kerbau untuk narik gerobak. Mata bapak kan ga begitu awas lagi sekarang. Bapak tidak sadar menginjak kotoran kerbau… Langsung bapak tergelincir… tapi ini ada untungnya… Untungnya muka bapak ga ketabrak tuh sama itu pantat kerbaunya…Kalo ngak bisa gawat kan… “ Hahaha semua kembali tertawa.
Ada sekitar 15 menit eksekutif muda itu menikmati lelucon-lelucon kehidupan si kakek yang benar-benar lucu sebelum akhirnya si kakek pun pamit. Segera eksekutif muda itu pun mengejarnya.
“Kek, boleh tanya gak, apa sih rahasianya, kok kakek bisa menyikapi hidup kakek yang begitu banyak kemalangan yang terjadi itu dengan gembira dan senang? Saya ini asalnya dari kota dan sedang berlibur disini, mendengar apa yang kakek ceritakan, saya jadi ingin belajar sama kakek.
Si kakek menghentikan langkah & memperhatikan pemuda tersebut: “Nak kamu sungguh ingin belajar? Kamu punya waktu kan? Baiklah kalau kamu ada waktu, mari kakek undang kamu untuk melihat danau indah yang ada di atas bukit sana. Naik deh ke gerobak kakek!”
Mereka pun pergi. Ditengah perjalanan si Eksekutif muda tersebut minta gerobak dihentikan. “Stop-stop, tolong dihentikan sebentar gerobaknya kek, saya tidak tahan. Perut saya keram terguncang-guncang akibat jalanan berbatu ini & saya juga harus pegangan yang keras agar tidak terlempar jatuh.”
Si kakek tersenyum bijak: “Nak, kamu percaya kan sama kakek. Coba deh, jangan ditegangkan tubuh & otot perutnya. Lemaskan! Ikuti goyangan gerobak ini. SELARASkan dirimu dengan irama goncangan gerobak ini” Kata si kakek.
Singkat cerita merekapun akhirnya tiba di danau yang indah tersebut. “Kakek benar ketika kita melemaskan badan & otot perut, menyelaraskan diri kita dengan situasi yang kita hadapi serta mengikuti goyangan gerobak ini, maka kita dapat menikmati perjalanan kita tanpa sakit.”
Kakek: “Nah itulah jawabannya atas pertanyaan kamu yang awal tadi. Jikalau perjalanan hidup kita memasuki jalanan berbatu, Selaraskan diri kita dan ikuti goyangannya! Jangan melawan, jangan mengeraskan diri kita dan nikmatilah. Dengan begitu kita tidak sakit.”
Hidup ini penuh dengan irama, bukankah sel-sel kita bertumbuh, DNA-DNA kita bergerak seirama. Jika ada hal-hal yang tidak selaras, pasti akan menimbulkan masalah.
Saat ini kita memasuki jalanan berbatu, kita dipaksa untuk mengikuti aturan-aturan yang dulu kita anggap tidak normal. Sekarang disebut sebagai New Normal. Banyak Batasan, banyak aturan yang menghambat aktivitas kita. Kita merasa tidak nyaman, kita menunggu, kapan semua ini balik ke situasi Normal?
Sepanjang kita terus melawan, kita terus memberontak, kita tabrak aturan-aturan yang membuat kita tidak nyaman. Kita akan hidup tidak Bahagia dan berisiko untuk terkena penyakit. Padahal… untuk apa kita menentangnya? Hal itu hanya akan membuat kita sakit. Cara yang terbaik adalah ikutilah guncangannya, selaraskan diri kita terhadap perubahan-perubahan yang ada.
Begitu juga di perusahaan / organisasi, seiring berjalannya waktu. Pasti akan banyak tekanan-tekanan untuk melakukan perubahan-perubahan. Semuanya perlu diselaraskan. Faktor eksternal perlu di selaraskan dengan Faktor Internal perusahaa. Trend pasar perlu diselaraskan dengan bagian produksi kita.
Mari kita selaraskan kehidupan kita dan jadikan diri kita sebagai penyelaras bagi organisasi dan perusahaan kita.
“Happiness is not a matter of intensity but of balance, order, rhythm and harmony.” Thomas Merton
Have a Wonderful Day! GC