Kemarin artikel saya berbicara tentang proses menyederhanakan yang tidak sederhana. Hari ini kembali kita akan belajar bagaimana sebuah proses penyederhanaan yang dapat menambah KECEPATAN & KELINCAHAN untuk menghasilkan sebuah maha karya.
Pada tanggal 9 Desember 1914, sebuah kebakaran yang sangat luar biasa menghanguskan setengah bangunan dari West Orange laboratorium milik Thomas Alva Edison. Menghancurkan banyak eksperimen-eksperimen yang sedang dikerjakannya serta catatan-catatan penting yang ada di laboratorium tersebut.
Ada sekitar 6 – 8 pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api disana, namun karena kebakaran berbahan baku kimia ini terlalu dahsyat, api itu tidak dapat segera dipadamkan.
Tapi ada satu hal menarik yang terjadi disana. Menurut sebuah artikel Reader’s Digest yang ditulis oleh Charles, anaknya Edison. Edison malam itu berjalan santai kearahnya lalu ia berkata pada Charles yang saat itu berusia 24 tahun. “Panggil mama kamu dan teman-temannya, mereka tidak akan pernah melihat sebuah kebakaran seperti ini lagi di masa mendatang.” Ketika Charles menolak, Edison pun berkata: “It’s all right. We’ve just got rid of a lot of rubbish.”
Setelah melakukan perhitungan secara menyeluruh Edison menyatakan bahwa dia mengalami kerugian dari kebakaran itu sejumlah 919.788 USD yang jika dikonversikan ke mata uang saat ini kurang lebih berjumlah 23 juta USD. Api menelan catatan-catatan berharga dan prototipe-prototipe yang tidak ternilai harganya. Dan asuransi hanya mengganti 1/3 dari dari nilai kerusakan tersebut.
3 minggu kemudian, dengan sejumlah pinjaman yang diberikan oleh sahabat Edison, Henry Ford. Edison mengaktifkan kembali laboratoriumnya. Tidak ada satu pun karyawan yang diberhentikan oleh Edison. Oleh karenanya para karyawan tersebut bekerja keras dengan double shift dan dalam waktu singkat mereka berhasil menghasilkan produk-produk luar biasa yang dikagumi hingga saat ini. Di tahun berikutnya mereka bahkan menghasilkan revenue sejumlah 10 juta USD yang merupakan 10 kali lipat dari kerugian yang terjadi akibat kebakaran tersebut.
Apa kuncinya???? Kuncinya adalah “AGILITY” atau “LINCAH” Lihatlah apa yang dikatakan Thomas Alva Edison setelah kebakaran itu: “You can always make capital out of disaster. We’ve just cleared out a bunch of old rubbish! We’ll build bigger and better on these ruins.”
Intinya adalah ketika kita ingin agar perusahaan kita Lincah dalam menghadapi persaingan. Maka kita harus berani mengambil langkah-langkah strategis untuk memperbaiki “dinamis”nya organisasi kita.
Proses adalah sebuah kata sakti untuk perusahaan yang makin lama semakin besar. Sebab perusahaan dimana pun juga ingin menjaga kestabilannya PROSESnya sehingga kualitas yang dihasilkan lebih pasti dan terjaga.
Namun apa yang terjadi jika kita sebagai leader tidak hati-hati? Proses-proses yang dibangun bukan hanya berpikir untuk meningkatkan kualitas akhir dari produk atau servisnya. Banyak juga proses-proses yang di buat agar bagian atau departemen dalam organisasi itu lebih aman, lebih nyaman.
Sebagai contoh jika seorang pebisnis ingin melakukan suatu terobosan baru, maka seluruh departemen yang lain akan ikut nimbrung dan meminta… SOP (Standard Operating procedur)nya sudah dibuat, Menurut Risk Management kita harus begini, Regulasi HR harus begitu.
Keruwetan dari sebuah birokrasi banyak terjadi akibat mentalitas Silo yang mementingkan keamanan dan kenyaman departemennya tanpa memikirkan support apa yang mereka bisa sumbangkan demi kelincahan usaha kolega mereka di departemen atau bagian lain.
Menjaga stabilitas sebuah sistem, apakah itu prosedur, sistem kendali mutu, manual, guidelines dll itu memang perlu demi terjaganya stabilitas usaha kita. Namun… Stabilitas itu haruslah tidak menambah keruwetan usaha-usaha baru yang perlu kecepatan dan kelincahan yang tinggi untuk bisa survive / selamat di tengah resesi ekonomi yang berat akibat Covid-19.
Ingatlah selalu apa yang Bill Gates katakan ini: “Success today requires the agility and drive to constantly re-THINK, re-INVIGORATE, re-ACT, and re-INVENT.” Atau dengan kata lain, banting setir…
Di dalam era disrupsi ini, jika kita terus menerus menggunakan cara tradisional kita. Perusahaan kita bertumbuh dengan best practices dari pengalaman-pengalaman masa lalu, pola kerja kita sebelumnya serta mindset yang ada seputar bisnis kita. Ya memang kita akan bergerak maju, tapi bisa jadi kita tidak cukup cepat dan lincah untuk dapat mengantisipasi perusahaan-perusahaan masa depan yang bergerak eksponensial dengan cepat dan melibas laju perusahaan-perusahaan dengan birokrasi yang besar.
Lihatlah pengalaman Thomas Alva Edison, justru ketika ia merelakan kehilangan sebagian besar karya, catatannya. Dan membebaskan pikirannya dari proyek-proyek yang begitu banyak yang dikerjakan. Sehingga membuatnya fokus pada beberapa penelitiannya, maka ia pun berhasil menjadi lebih efektif, lebih efisien dan lebih ….. FAST & AGILE…
“Agility is the ability to adapt and respond to change … agile organizations view change as an opportunity, not a threat.” – Jim Highsmith
Have a GREAT Day! GC