Jika ada yang belum tau apa itu Oculus Rift atau HTC Vive, maaf anda berarti belum mengerti bahwa di dunia ini ada sebuah benda baru yang bernama Virtual Reality. Bahkan sekarang Google pun sudah meluncurkan Google VR yang terus bertransformasi menjadi alat komunikasi virtual dan di masa mendatang kita bahkan bisa berkomunikasi dengan orang yang berada jauh dari kita tapi nampak duduk di depan kita, bahkan bisa lompat-lompat di depan kita seperti nyata. Ini sekarang ini disebut sebagai Cinematic VR Experiences, lihat video ini untuk dapat mengerti: https://youtu.be/IW4_-WWIrJE
Ya dunia kita sedang bertransformasi… Seperti juga semua tehnologi baru di dunia. Selalu saja selain ada sisi baiknya dimana kita bisa berkomunikasi dengan orang yang kita sayangi dengan lebih real dalam bentuk seperti Hologram yang 3 dimensi. Namun juga ada sisi buruknya bagi mereka yang terjebak di dalamnya akibat bermain games VR secara berkelebihan dan tidak mampu lagi membedakan mana yang Real dan mana yang Virtual. Ini perlu diperhatikan… Berikut ini adalah dampak buruk dari VR.
Virtual Reality Sickness
Salah satu dampak negatif yang relatif ringan dari VR ini adalah Motion Sickness, atau kepala pusing dan berputar. Menyebabkan mual dan muntah-muntah. Disamping itu karena di dalam lingkungan virtual, cara kita melihat dan berinteraksi sangat dipengaruhi dengan proyeksi yang langsung ke mata kita. Membuat mata kita harus melakukan adjusting terus menerus dan itu akan membuat kelelahan mata dan mempercepat kerusakan. Para ilmuwan mengkategorikan sebagai vergence-accommodation-conflict. Ini dampak yang lebih berat.
Ya, sekalipun ada dampak negatif dari VR. Dampak Positifnya pun banyak. VR sekarang digunakan untuk membuat anak-anak tenang saat menerima suntikan saat vaksin dengan tehnologi VR Vaccine. https://youtu.be/VgCPMkNlkSI Atau VR juga digunakan untuk penyembuhan dengan cara Psikoterapi. Pasien yang terkena penyakit terminal dan menderita kecemasan tingkat tinggi maka bisa diberikan terapi dengan VR Psychotherapy. Pasien dibawa berkunjung ketempat-tempat yang belum pernah dikunjungi. Menyelam di dasar laut, mendaki gunung Everest. Dll. Dengan terapi ini kualitas hidup penderita penyakit terminal tersebut menjadi lebih baik.
Tehnik VR juga digunakan untuk terapi Phobia. Dimana pasien dipapar dengan kondisi yang dapat mencetuskan Phobianya. Jika seseorang takut ketinggian, maka dengan VR, pasien bisa merasakan bagaimana mengatasi rasa takut ketinggian dengan aman. Toh disampingnya ada psikiatrist yang setiap saat siap mencopot VRnya ketika denyut nadi, jantung dll mengisyaratkan bahwa pasien tidak dapat meng”handle” scene dalam VR tersebut.
Ya … VR bisa berkontribusi positif … tapi bisa juga berkontribusi negatif bagi kehidupan manusia… jika VR digunakan secara belebihan apalagi itu dalam bentuk games, bisa jadi hal itu secara mentalitas bisa berbahaya bagi anak-anak. Sehingga anak-anak tidak dapat lagi membedakan mana yang real dan mana yang merupakan games dalam VR. Yah memang apa pun itu jika berlebihan tidak baik untuk diri kita.
Penggunaan VR untuk terapi dan ditangan seorang ahli tentu saja baik dan menjadikan VR ini menjadi alat yang berguna bagi perkembangan kejiwaan (mentalitas) seseorang.
Tergantung VR ini ditangan siapa, tergantung bagaimana tehnologi itu digunakan, untuk sebuah kebaikan, or just a pleasure yang berdampak buruk bagi diri kita? Semua itu adalah pilihan.
Pendapat para ahli VR:
“Virtual reality is a technology that could actually allow you to connect on a real human level, soul-to-soul, regardless of where you are in the world.” – Chris Milk
”Virtual reality and augmented reality will change the way we shop.” Michio Kaku
Pendapat ahli filosofi:
”Immersion in virtual reality can change the way you behave in the real world, and you might not even know it.” – Michael Madary.
Tehnologi ditangan orang yang bijak dapat menjadi obat, ditangan orang yang salah akan mendatangkan penyakit. Bijaklah menggunakan tehnologi.
Have a GREAT Day! GC
