IWA Blog

POOR MENTALITY

POOR MENTALITY

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan Yunani kuno yang rajanya terkenal dengan keperkasaannya serta kearifannya dalam membangun kerajaannya menjadi kerajaan yang kuat, hiduplah seorang filsuf bijak yang juga merupakan pimpinan agama di kerajaan itu.

Sang filsuf tersebut suatu pagi menemukan sebuah koin yang tergeletak di jalan, saat ia sedang jalan-jalan memutari kerajaan tersebut. Ia pun mengambil koin itu serta berniat untuk memberikan koin itu pada orang yang membutuhkan koin tersebut. Ia pun kemudian berjalan kesana dan kesini sepanjang hari, namun sepanjang perjalanannya ia hanya melihat orang-orang yang tampak bahagia serta berkecukupan. Sehingga koin tersebut tidak bisa diberikan pada siapa pun.

Keesokan paginya saat ia melintas sebuah jalan, ia berpapasan dengan Raja yang membawa pasukannya serta bersiap-siap untuk menyerang negara tetangganya. Melihat sang filsuf, sang raja pun meminta pasukannya berhenti. Lalu ia segera turun dari kereta kudanya menghampiri filsuf tersebut. “Oh.. Wahai Pendeta agung… saya ingin segera berperang dengan negara tetangga kita. Mohon doa dan restu engkau wahai Pendeta agung agar saya dan pasukan kita dapat memenangi perang nanti.

Sang filsuf yang sekaligus ternyata seorang pendeta agung itu sempat tertegun sebentar. Kemudian dia memberikan koin yang ditemukannya kemarin kepada raja tersebut. Raja tersebut jelas saja menjadi bingung dan malahan sedikit tersinggung. Karena apa kegunaan koin yang tidak berharga itu untuk seorang raja yang kaya seperti dirinya. Tapi ia curiga dan sebab itu ia bertanya, “Apa maksudnya koin ini?’

Sang filsuf pun menjelaskan, “Oh Rajaku yang maha besar dan maha dahsyat! Saya menemukan koin ini dijalanan kemarin ketika saya berjalan-jalan di seputar kerajaan paduka. Tapi saya tidak membutuhkan koin itu, sehingga saya berpikir untuk mendonasikan koin itu pada orang-orang yang membutuhkannya. Saya kemarin berkeliling hingga malam hari dan saya tidak menemukan satu pun yang membutuhkan koin itu. Semua warga paduka hidup dengan berkecukupan dan bahagia. Mereka kelihatan puas dengan apa yang mereka miliki saat ini.

Tapi hari ini saya bertemu dengan anda paduka, yang masih mempunyai keinginan untuk mendapatkan lebih banyak harta dan belum merasa puas dengan apa yang dimiliki pada saat ini. Saya merasa Paduka memerlukan koin ini.”

Akhirnya raja itu pun tersadar dan ia pun akhirnya membatalkan rencana perang tersebut.

Banyak orang yang tidak dapat mensyukuri apa yang mereka miliki saat ini. Selalu merasa kurang dan kurang oleh karenanya mereka melakukan manuver-manuver untuk membuat diri mereka bisa kaya dalam waktu yang cepat. Membeli loterei misalnya, atau berjudi atau korupsi? Orang-orang ini adalah orang-orang yang bermental miskin (Poor Mentality).

Kata “Cukup” itu terkadang hampir tidak ada pada orang-orang yang bermentalitas miskin ini. Karena mereka selalu membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka punya sepeda, melihat tetangga mempunyai motor merasa dirinya miskin. Mereka punya motor melihat temannya punya mobil merasa dirinya miskin. Begitulah terus… Tidak pernah berpikir bahwa rezeki yang diberikan oleh Tuhan itu cukup untuk kita bisa minum, makan dan memenuhi semua kebutuhan primer kita.

Orang yang bermentalitas miskin ini merasa bahwa KEBAHAGIAAN itu dapat dibeli oleh uang. Sebab itu menjadi kaya itu adalah mutlak untuk menjadi Bahagia. Padahal bagi orang-orang yang berada di posisi “KAYA” mereka mengerti bahwa uang itu memang dapat membeli kegembiraan sesaat tetapi uang tidak dapat membeli kebahagiaan abadi.

Orang yang bermentalitas miskin akan memulai harinya dengan keluhan, berpikir bahwa karena miskinlah mereka harus bekerja keras. Hidup itu susah… Hidup itu Keras… Beda dengan orang orang yang bermentalitas kaya (abundance mentality), mereka akan memulai harinya dengan bersyukur dan setiap langkah berikutnya merupakan kebaikan-kebaikan Tuhan yang diterimanya. Dengan begitu Hidup itu serasa indah… Hidup itu Luar biasa….

Ada 3 jenis burung di dunia ini jika dilihat dari ketinggian terbangnya: Burung Kalkun (Turkey), bersayap dan berbadan besar tapi tidak dapat terbang, Burung Elang yang disebut Common Buzzards yang terbangnya hanya beberapa meter di atas kepala kita dan ada burung Rajawali (Eagle) yang bisa terbang tinggi sekali. Apa yang membedakan ketiga burung ini? Jawabannya adalah pola pikir dan cara hidupnya.

Begitu juga dengan pola pikir dan cara hidup orang-orang yang memiliki Poor Mentality. Mereka padahal punya sayap untuk terbang tinggi, tapi mereka tidak terbang… Karena mereka merasa tidak mampu. Pola pikir inilah yang membelenggu hidup mereka. Lihatlah video ini belajarlah terus untuk hidup bersyukur dan terbang tinggi laksana Elang. https://youtu.be/A8_OmntvWAY

“Whether you think you can or whether you think you can’t, you’re right.” – Henry Ford

Have a GREAT Day! GC

Leave a Comment

slot77

slot kamboja

rtp live