By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind book
2 orang sahabat yang duduk di fakultas Matematika menghadapi suatu tantangan yang sangat berat untuk lulus dari fakultas tersebut.
Ada sekitar 26 orang teman-temannya yang memulai kuliah bersamaan dengan mereka menyerah dan memilih untuk pindah ke Fakultas dan bidang lainnya.
Kedua orang sahabat tersebut tetap bertahan dan akhirnya dengan susah payah dan mendaki dari satu kegagalan demi kegagalan lainnya, mereka pun akhirnya berhasi lulus dan menyelesaikan kuliahnya.
Mereka akhirnya bisa berkata: “We ain’t quitters, We are failures!” Mereka memilih untuk gagal 3 kali dan akhirnya lulus ketimbang lari dan menyerah. Salah seorang sahabat itu berkata: “Seperti terbang dengan debu peri (Pixie Dust) kita akan selalu bisa untuk meraih apa pun di dalam hidup kita.
Akan tetapi hal itu hanya akan bisa kita capai apabila kita memperlakukan “kegagalan” sebagai proses belajar dan bukan menganggap “kegagalan” sebagai akhir dari segalanya.”
Bukankah kita tidak akan pernah sukses dalam bidang apa pun jika kita menyerah? Jadi …. Mari … Janganlah kita jadi seorang pengecut yang menyerah di tengah jalan. Lebih baik kita gagal daripada menyerah.
You can’t succeed at anything if you quit. Don’t be a quitter, be a failure.
Pupuk semangat kita, cari mentor yang tepat, lebih disiplin dan lebih tekun untuk mengejar goal kita. Niscaya kita akan berhasil dan berprestasi.
Satu hal yang harus kita ingat selalu. Bahwa ketika kita melihat prestasi dari semua orang-orang sukses di dunia ini sesungguhnya kita sedang melihat hasil akhir dari usaha mereka.
Kita lupa bagaimana PROSES yang membentuk mereka hingga sukses. Kegagalan demi kegagalan. Jatuh bangun dan bangkit dari keterpurukan. Dan hamper semua orang sukses mempunyai ciri khas yang sama yaitu mereka tetap bertekun (baca: disiplin) dengan apa yang mereka percayai untuk meraih prestasi mereka.
Mereka PERSISTEN, GIGIH dan GIAT berlatih (Practice makes perfect), tidak malu saat gagal, tidak menyerah bahkan ketika semua orang berkata: “enough is enough”. Hingga suatu saat hari Mimpi mereka pun akhirnya menjadi kenyataan. Bukan karena NASIB tapi karena USAHA keras mereka dan tentu saja dengan ijin dan bantuan dari tangan Tuhan yang tidak terlihat.
Jack Welch adalah mantan CEO dan Presdir dari General Electric di Amerika. Pada saat di awal karirnya, ia adalah seorang insinyur kimia dan ia melakukan kesalahan di pabrik itu hingga pabrik itu meledak dan habis terbakar.
Setelah kejadian itu, Jack Welch dipanggil untuk menghadap atasannya Charlie Reed (†) di New York. Charlie Reed adalah seorang doktor tehnik kimia. Welch berpikir: “Saya pasti akan dipecat kali ini.”
Akan tetapi Welch sangat terkejut. Apa reaksi Reed? Dia malahan menggunakan teori Socrates untuk coaching Welch. Reed: “Kenapa masalah itu dapat terjadi? Apa langkah-langkah perbedaan yang harus kamu lakukan? Kenapa kamu tidak lakukan hal tersebut? Kenapa tidak menggunakan pendekatan seperti ini?”
Apa yang dilakukan oleh Charlie Reed begitu berkesan di hati Jack Welch dan dari kegagalannya itulah ia menapak karirnya dengan cemerlang dan menjadi orang No. 1 di GE. Concept tidak takut salah dan menganggap kegagalan sebagai sebuah batu pijakan untuk berhasil serta tehnik coaching seperti inilah yang terus dikembangkan oleh Jack Welch di mana pun ia berkarir hingga akhir hidupnya.
Di era Pandemik Corona ini banyak sekali tantangan dan tekanan bagi para pengusaha dan pedagang agar lari dan banting setir. Mereka memandang kegagalannya sebagai “Akhir” dari usahanya dan bukan sebagai “Pembelajaran” hidup.
Demikian juga dengan para karyawan, memang sangat mudah untuk berhenti dari pekerjaan dan banting setir ketika melihat bahwa usahanya di bidangnya tidak berhasil. Tapi tipe orang yang tidak tangguh seperti ini biasanya tidak akan pernah sukses. Dan ingat selalu pada peribahasa “Rumput tetangga lebih hijau.” Belum tentu ketika kita pindah situasi ditempat baru itu akan lebih baik.
Sebaiknya alasan pindah dari sebuah perusahaan adalah karena perusahaan tersebut tidak mempunyai goal masa depan yang menantang, tidak ada fasilitas bagi kita untuk belajar dan mengembangkan diri serta tidak mempertemukan antara mimpi yang tinggi dari perusahaan dengan mimpi yang tinggi dari pegawai-pegawainya.
So, are you quitter or failure?
“Many of life’s failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up.” – Thomas A. Edison
Have a GREAT day! GC