https://youtu.be/jSKCqKUtikk Dirgahayu Indonesia yang ke-75. Kemarin iseng-iseng bermain musik dengan kedua anak saya. Kalau suka boleh di likes. Kemarin kita merayakan Hari Kemerdekaan RI, hari di mana untuk pertama kalinya bangsa kita terbebas dari penjajahan bangsa lain dan kita menyatakan diri merdeka atau independen, berdiri di atas kaki sendiri.
Tapi mengertikah bahwa Independence juga selain hak, juga mengandung “tanggung jawah” yang perlu kita pertahankan? Semoga artikel di bawah ini dapat membuka wawasan kita.
DEPENDENCE
Masih terngiang kata-kata anak perempuannya ketika berusia 12 tahun “Ayah, saya cinta padamu. Apapun yang Ayah katakan Lily akan turuti. Lily percaya pada Ayah & hidup Lily sepenuhnya bergantung pada Ayah & Bunda.” Perkataan seseorang yang sangat bergantung (dependensi) pada ayahnya.
INDEPENDENCE
Namun kini Lily tumbuh dewasa, usianya beranjak 21 tahun. Ia pun berkata pada Ayahnya: “Ayah aku sekarang sudah dewasa! Aku sudah lulus kuliah dan sudah dapat pekerjaan, aku ingin keluar dari rumah untuk tinggal di tempat kost & merdeka (Independensi) untuk tentukan jalan hidupku sendiri. Sejak saat ini aku akan bergantung pada diriku sendiri Ayah, terima kasih sudah menjadi tempat bergantung bagiku selama ini.”
Sang Ayah hanya tersenyum & mengangguk menyatakan persetujuannya. Sang anak pun bahagia, ia bangkit memeluk ayahnya lalu balik untuk mempersiapkan diri. Ketika melangkah ia rupanya tidak berhati-hati sehingga terantuk & mau jatuh. Sang Ayah dengan sigap memeluk Lily dari belakang sehingga kepalanya terhindar dari ujung meja yang tepat berada didepannya.
DEPENDENCE TRUST LEVEL
“Anakku, duduk sebentar, ada yang Ayah ingin katakan padamu. Ketika kamu kecil, kamu banyak sekali melakukan tindakan-tindakan yang dapat membahayakan dirimu. Namun kamu tidak menyadarinya, karena selalu saja ada orang-orang seperti orang tua, guru & pengasuh yang ada disekitar kamu yang bisa dipercaya untuk melindungi dirimu.
Mereka adalah orang-orang yang kamu andalkan dan percayai (TRUST) untuk menjaga dan mengajarkan kamu, membimbing kamu sehingga kamu bisa terus tumbuh kembang secara optimum. Selain tentu saja Tuhan yang utama yang selalu melindungi dan menjaga kamu. Ini adalah Trust level 1 yang dinamakan Dependence Trust Level.
INDEPENDENCE TRUST LEVEL
Ketika kamu mengatakan kamu ingin merdeka & meraih independensimu. Maka tingkat TRUST tersebut berpindah dari orang tua, guru dan pengasuh kepada diri kamu. Apakah kamu bisa dipercayai untuk menjaga keamanan serta perkembangan dirimu secara optimum? Ingat bahwa ketika kamu menyatakan merdeka, maka bukan hanya hak kamu saja yang perlu kamu perhatikan, kewajiban kamu juga perlu kamu perhatikan, karena kini “keamanan” serta “keselamatan” diri kamu menjadi tanggung jawab diri kamu.
Dan biarlah Kemerdekaan kamu bukan digunakan untuk merusak dirimu serta terlibat dalam banyak masalah! Bila kamu mampu, maka kamu sudah naik ke level 2 yaitu Independence Trust Level.
INTERDEPENDENCE & INTERDEPENDENCE TRUST LEVEL
Tapi sesungguhnya ada hubungan yang ketiga yang disebut Interdependensi, atau hidup saling ketergantungan. Marih ingatkah ketika Ayah mengajak kamu menonton pertandingan Bulu Tangkis Ganda Campuran Olimpiade 2016? Dimana pada saat itu Lilyana Natsir & Tantowi Ahmad akhirnya memenangkan medali emas Olimpiade tersebut.
Coba renungkan… Apakah Lilyana Natsir berkata: Aku menggantungkan diriku pada kamu Tantowi. Jadi kamu memimpin ya, aku beraksi tergantung kamu aja. Jawabannya tidak bukan? Karena prinsip Interdepensi adalah saling mengisi… Sebab jika Lilyana beraksi seperti itu, maka dapat dipastikan aksi mereka akan cepat terbaca oleh lawan & mereka pasti akan kalah.
Atau apakah mereka berkata: Aku ini orang yang independen. Aku mengandalkan diri sendiri. Semua tindakan tergantung aku. Aku mau berbuat apa kek tergantung aku. Ini pun bisa menjadi masalah bagi pasangan tersebut bukan?
Tingkatan ketiga dalam Trust Level adalah: Interdependence Trust Level. Ini adalah tingkat kepercayaan yang tertinggi! Dimana kita bisa percaya pada orang-orang yang ada disekitar kita serta mengandalkan mereka. Sebaliknya kita pun bisa dipercaya dan diandalkan oleh mereka. Selama kita mampu membangun tingkat kepercayaan ini. Maka kehidupan kamu akan berhasil seperti pasangan ganda campuran kita. Trust to be trusted!”
Untuk membangun hubungan interdependensi ini maka kita perlu membangun “lingkungan” kita, pilihlah teman-teman yang bisa dipercaya dan diandalkan. Bukannya teman yang akan menjerumuskan kamu ke dalam masalah. Ingatlah bahwa orang tuamu ini juga bagian dari lingkungan interdependensi tersebut. Kami sebagai orang tua dapat mengandalkan dan mempercayai kamu dan kamu juga dapat tetap mengandalkan dan mempercayai kami sebagai penasehat dan pembimbing kamu.
Pun ketika kamu melakukan kesalahan dalam hidup ini, jangan segan-segan untuk melibatkan kami sebagai orang tua sebab kamu bisa mengandalkan kami untuk membantu kamu keluar dari masalahmu. Demikian juga ketika kami dalam masalah, kami akan selalu terbuka pada kamu. Hubungan Interdependensi seperti inilah yang indah. Sebab kita ini adalah keluarga yang saling mengasihi.
Saudaraku dan Sahabatku… negara kita adalah negara yang merdeka (independence) artinya kita masing-masing berhak mengeluarkan pendapat, kemerdekaan dalam hak azasi dll dll… Namun itu belum cukup untuk membawa negara kita menjadi negara maju. Jika kita masih hidup di dalam stigma SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan), kita tidak akan pernah bisa menjadi rakyat yang Interdependensi satu sama lainnya.
Ubahlah, majulah bersama… Jadikan Indonesia negara yang kuat karena rakyatnya hidup saling ketertantungan. Lembaga Yudikatif, Legislatif dan Eksekutif semuanya bekerja professional dan dapat dipercaya. Rakyat adil, makmur, Sentosa. Untuk kehidupan yang lebih baik!
Salam Merdeka!
“Je réclame l’indépendance dans l’interdépendance. I call for Independence in Interdependence” ― Albert Camus
Have a GREAT Day! GC