By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind Book
Apa itu VUCA World?
VUCA merupakan sebuah akronim dari Volatility (Volatilitas / Labil), Uncertainty (Tidak pasti), Complexity (Kompleksitas), Ambiguity (Ambigu). Inilah dunia kita saat ini, dunia yang penuh dengan Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity.
VOLATILITY
Dunia kita saat ini tidak stabil, semua bisa berubah dengan sangat drastic dan penuh dengan kelabilan. Pandemi Covid-19 contohnya, Harga minyak bumi yang merosot sangat tajam, Perang dingin antara US & China, Ketegangan antara India yang diback up USA terhadap China di Laut China Selatan, Pengumuman USA untuk menghapus seluruh perusahaan China di stock market USA. Semuanya berujung ke resesi ekonomi dan bisa jadi akan menciptakan Great Depression seperti di tahun 1930an. Semuanya sangat rentan dan sangat labil.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Untuk menghadapi Volatility, Kita juga perlu “V” yang lainnya yaitu VISION.
Mulailah dengan melakukan scanning terhadap lingkungan eksternal (External Environment), tools yang bisa digunakan adalah PESTLE Analysis (Politic, Economy, Social, Techology, Legal & Environment). Kumpulkan issues-issues yang ada seputar PESTLE diatas yang akan berdampak besar pada bisnis / hidup kita. Lalu Analisalah apakah poin-poin dalam lingkungan eksternal itu Peluang (Opportunity) atau Ancaman (Threat)?
Demikian juga dengan lingkungan internal Organisasi / Perusahaan (Internal Environment), tools yang digunakan biasanya adalah 4Cs Analysis (Consumers, Cost, Communication, Convenience / Channel yang disukai pelanggan kita, setelah itu Analisa apakah itu Kekuatan atau Kelemahan?
Dari kedua Analisa diatas kita sebenarnya mendapat gambaran tentang SWOT Analysis yang kita miliki(Strength, Weakness, Opportunity & Threat). Berpijak dari SWOT Analysis tersebut pikirankanlah apa VISI yang harus dicanangkan untuk bisa mengatasi Volatilitas bisnis yang ada di dunia saat ini.
“V” yang lain juga kita perlukan. Yaitu VICTORY. Kita perlu kemenangan-kemenangan kecil untuk menjamin cash flow perusahaan kita. Jika situasi bisnis tidak kondusif, segera pindah ke Survival business mode. Lakukan segala daya upaya untuk menjaga agar bisnis kita sustain atau langgeng pada saat ini.
Jangan karena kita melihat dan mengerjakan Visi yang masih jauh, kita melupakan atau tidak memperhatikan Victory yang sebenarnya tepat berada di depan kita.
UNCERTAINTY
Tehnologi saat ini berkembang sangat cepat. Penemuan laser disk mematikan bisnis kaset video, penemuan VCD membunuh laser disk, penemuan DVD membunuh VCD. Sekarang ini DVD pun sudah ditinggalkan. Inovasi dan penemuan tehnologi baru banyak mendisrupsi bisnis menjadikan dunia bisnis penuh dengan ketidak pastian.
Ditambah lagi sekarang ini bisnis model menjadi sangat beragam di picu dengan modernisasi bisnis Online dan angin perubahan 4.0 yang terus bertiup kencang. Hal inilah yang menjadikan dunia bisnis penuh dengan ketidak pastian.
Bagaimana cara kita menyikapinya?
Kita juga perlu “U” yang lainnya yaitu UNDERSTANDING. Kita perlu terus mengkaji tehnologi-tehnologi masa depan seperti apa, kita perlu terus memahami trend pasar dan preferences konsumen kita yang juga terus berubah dari waktu ke waktu.
Mitigasi Risiko untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi itu penting. Kita harus menganalisa likelihood (kemungkinan hal itu akan terjadi) serta konsekuensi atau Impact (dampak) jika Risiko itu terjadi.
“U” kedua yang sangat penting adalah UNITY Mengapa? Karena disituasi yang Uncertain (penuh ketidakpastian), semua orang menjadi sibuk. Semua orang mengurusi pekerjaannya masing-masing. Semua berdalih bahwa proses bisnis dibagiannya harus dijaga. Semua fokus hanya pada bagiannya, mereka tidak care dengan apa yang lebih penting yaitu fokus pada hasil secara total atau yang ada di “Big picture”.
Ingatlah selalu bahwa disaat situasi Uncertainty, semua stakeholders harus bersatupadu untuk memperhatikan “the Big Picture” dari organisasi / perusahaan dan membuat terobosan yang terbaik yang bisa dilakukan.
COMPLEXITY
Yang membuat hidup susah menjadi bertambah susah adalah peraturan-peraturan dari pemerintah dan juga badan otoritas lainnya yang bertambah kompleks dan ruwet. Walaupun maksudnya itu adalah baik, tapi tetap saja itu merupakan hambatan bagi dunia bisnis. Contoh yang paling dekat adalah aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diterapkan tapi tidak kompak dan tidak diawasi dengan ketat.
Perusahaan atau Organisasi yang mengikuti aturan malahan menjadi terhambat, sedangkan perusahaan yang tidak mengikuti aturan melanglang buana dengan leluasa mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Aturan-aturan baru akan terus bermunculan dan pengusaha-pengusaha yang jalan pikirnya pendek dengan menggunakan perang harga sebagai senjata akan terus membuat kompleks dunia bisnis. Ekspektasi dan tuntutan pelanggan terhadap kualitas, harga dan keunikan produk makin bertambah kuat dan juga menambah kompleksitas bisnis.
Bagaimana cara kita mencari jalan keluarnya?
Kita perlu “C” yang lainnya yaitu CLARITY kita juga perlu “C” kedua yaitu “CONNECTION”. Keruwetan yang ada dan menjadi masalah bagi kita harus dicari tau apa Cause & Effect nya. Semua problem harus dicari akar masalahnya sehingga CLEAR, kita tau apa yang harus kita siapkan sebagai Contingency plan dan Continuous improvement apa yang harus kita lakukan untuk keluar dari kompleksitas ini.
AMBIGUITY
Terkadang di dalam hidup ini perusahaan / organisasi juga banyak menjumpai persimpangan jalan. Ada produk utama kita yang merupakan backbone tapi dalam posisi susah pada masa Covid-19 ini dan ada produk yang omsetnya kecil tapi growingnya sangat dahysat di masa Covid-19. Ini membuat dilema. Apakah fokus kita harus berpindah?
Begitu juga pilihan komunikasi produk, apakah kita mau fokus komunikasi kita di channel Digital atau di channel konvensional yang selama ini memberikan kontribusi nyata pada pertumbuhan sales perusahaan?
Bagaimana dengan pola rantai distribusi hingga ke Customer Touch Point? Apakah kita fokus ke minimarket yang pada masa PSBB ini sedang naik daun karena keterbatasan gerak masyarakat. Atau kita bahkan harus mulai masuk ke warung-warung kecil yang ada di daerah residential?
Semua ini menjadi dilema dan Ambigu.
Apa yang harus kita lakukan jika kita berada di posisi seperti ini?
Jawabannya adalah kita perlu meningkatkan “A” yang lain yaitu AGILITY kita harus lincah. Cara untuk membuat organisasi lincah adalah dengan memberikan salah satu leader kita AUTHORITY untuk mengelola business yang relative kecil tapi growthnya tinggi. Jangan bawa seluruh birokrasi perusahaan ke “bisnis yang pertumbuhannya sangat cepat tapi masih kecil skalanya”. Biarkan dia berkembang, jangan layu sebelum berkembang. Ketika sizeable atau ukuran bisnisnya cukup besar baru ditingkatkan stabilitas organisasinya, pada saat itulah birokrasi harus mulai diterapkan.
Hal-hal penting terkait dengan peningkatan Agility adalah peningkatan ABILITY untuk hal-hal yang baru. Misalnya Ability atau kemampuan untuk melakukan set up, mengefektifkan serta mengefisienkan E-commerce. Serta memastikan kampanye Digitalnya berhasil. Disamping itu kemampuan ADAPTABILITY terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat juga dibutuhkan seperti Offline ke Online sangat diperlukan. Harus lincah… harus Agile.
Jadi kita harus membangun VUCA (Vision – Understanding – Clarity – Agility) untuk menghadapi VUCA World.
”When the only thing that’s certain in life is “uncertainty” then why fret about what we can’t control.” ? – Narinder Bhatia
Semoga kita selamat selalu saat berselancar di VUCA World….
Have a GREAT Day! GC