Sudah hampir 5 tahun senyum ceria di wajah nenek Maru sirna di telan bumi. Ia hidup dalam kesedihan yang begitu mendalam akibat kepergian si kakek. Maru menjenguk Nenek setiap minggu, tapi dia bukan lagi nenek ceria yang dikenal selalu semangat dan ceria.
Selama kunjungan, ia tidak lagi mau berbicara, ia menatap Maru dengan tatapan kosong. Setiap berjalan ke rumahnya, seolah-olah ia sedang berjalan di bawah kegelapan pohon di musim dingin.
Tapi hari itu ketika Maru bertemu nenek, sesuatu yang luar biasa terjadi…. Ekspresi nenek berubah 180 derajat. Wajahnya tampak cerah & begitu cemerlang bak daun musim semi.
Nenek: “Apa kau tahu mengapa aku begitu bahagia?”
“Tidak Nek, ayo ceritakan”
Nenek: “Sekian lama nenek bertanya-tanya dalam hati, mengapa Tuhan ambil kakekmu, meninggalkan nenek seorang diri disini. Akhirnya nenek sekarang tahu alasannya. Nenek masih punya Pekerjaan Rumah yang belum selesai.”
“Dalam kehidupan manusia ini ada cinta yang harus diraih, tapi nenek tidak meraihnya. Ada Cinta yang harus diberi, tapi nenek kurang memberinya.”
“Kakekmu sejak awal telah menyadari bahwa rahasia hidup bahagia adalah dengan mencintai dan memberikan dirinya untuk dicintai & ia telah mempraktekkan dalam hidupnya.”
“Jadi bukankah sekarang aku harus mengerjakan “PR Cinta ku” sendiri? Itulah alasannya aku diberi waktu untuk mencintai semampuku”
“Wah nenek hebat, kita menerima cinta selama kita hidup di dunia, oleh karenanya kita juga perlu memberi Cinta” Begitu seru Maru pada sang Nenek.
Nenek: “Aku telah diberi hadiah waktu untuk belajar menerima cinta dari kamu cucuku, sekarang ini aku juga harus belajar juga untuk mencintai & memberi”
Setelah hari itu ke rumah nenek seperti berjalan lewat musim semi. Ia selalu menunjukkan buku hariannya. Dan Ia membuat kue-kue dan jus yang nikmat untuk Maru.
Ia bercerita suatu hari kakek marah karena hal sepele, nenek mendengarnya & menutup kemarahannya dengan cinta. Esoknya kakek datang membawa kue & minta maaf.
Nenek membagikan kue itu pada orang miskin disekitar rumah lalu mereka datang memotong rumput & menanam bunga. Orang yang lewat rumah nenek pasti melihat betapa indahnya bunga itu.
Cinta & Rasa Syukur harus terus berjalan seperti lomba estafet. Hidup nenek Maru berubah, selalu menempatkan cinta baru seperti menambahkan kepingan puzzle yang tepat pada tempatnya begitu menggembirakan.
Setiap manusia suatu saat kelak pasti akan menghadap Tuhan di atas sana. Namun satu hal yang perlu kita sadari bahwa semua cinta yang kita terima perlu untuk kita teruskan. Jangan biarkan cahaya cinta yang bersinar di dalam kita stop di diri kita.
Teruskanlah sinar cinta tersebut pada orang-orang dalam jangkauan kita. Biarlah sinar itu bersinar juga ditempat lain. Semasih kita diberikan waktu oleh Tuhan, mengapa sinar cinta itu dipendam dalam diri?
Bila belum mengerjakan, ingat itu adalah PR / Homework. ? Sebelum terlambat, mulailah kerjakan.
Ketika saya zaman kuliah di Singapore malam hari saat makan di Burger King, saya sering sekali melihat seorang nenek yang kesepian bermain harmonica seorang diri menghibur semua pengunjung disana. Dia tidak mengamen atau mencari uang disana. Ia hanya sekedar mengerjakan PR Cintanya. Menghibur semua orang yang ada di sana. Disinilah inspirasi cerita ini di mulai.
Tulisan ini saya dedikasikan pada sahabat-sahabat saya yang baru saja ditinggal oleh orang yang sangat dikasihinya. Atau yang baru saja kehilangan hewan yang dikasihinya. Kasih mereka pada kita sudah selesai, kini kita yang masih tertinggal ini mempunyai sebuah obligasi, sebuah pekerjaan rumah untuk mengasihi orang-orang yang berada di sekitar kita dan dalam jangkauan kita. Tetaplah semangat, sukacita dan penuh kedamaian mengerjakan PR Cinta kita.
“Where there is love there is life. Dimana ada cinta di sana ada kehidupan” – Mahatma Gandhi
Have a GREAT Day! GC