Hari Lansia Nasional
By Galatia Chandra
Author of Hacking Your Mind
Banyak anak muda yang merasa cukup terganggu dengan ayah/ibu yang sudah berusia lanjut, cerewet, suka ngomel, banyak bicara dll.
Namun tahukah Anda bahwa sebenarnya dengan cerewet, suka cerita, ngomel, dll, ini sebenarnya bentuk verbal catharsis, yaitu orangtua mengeluarkan unek-uneknya sehingga setelahnya hatinya akan menjadi lega dan nyaman. Dan kadang ini merupakan terapi yang baik untuk menjaga fungsi otaknya tetap bekerja.
Selama orangtua masih mau bicara, mengeluarkan pikiran dan terutama perasaannya dalam bentuk verbal, ini tentu sangat bagus, daripada mereka hanya diam saja. Semakin mereka diam, tidak ada komunikasi, maka akan semakin tidak baik bagi diri mereka.
Sebagai anak kita perlu bijak memahami kondisi dan situasi orangtua kita. Seorang hipnoterapis pernah berkata pada saya, “Walau saya bisa hipnoterapi, saya tidak akan mensugesti ibu saya agar tenang dan tidak cerewet lagi. Memang Ibu saya ini cewewetnya minta ampun. Namun, justru inilah yang membuat Beliau bisa selalu sehat dan panjang umur. Saat ini Beliau berusia 92 tahun.”
Pernah tau gak, bahwa roda kehidupan itu selalu berputar…
Saat kita kecil, kita pasti cerewetnya minta ampun, bicara hal-hal yang tidak penting, suka mengulang-ulang apa yang sudah dikatakan atau ditanyakan. Namun, karena saat itu kita masih kecil, masih baru belajar bicara, cerewetnya dianggap lucu dan menyenangkan. Orang Tua kita tidak mengeluh dan malahan senang.
Saat seseorang menjadi tua, suka atau tidak suka ia akan kembali seperti anak kecil. Namun, karena sekarang tubuhnya sudah tua, renta, dan keriput, cerewetnya tidak lagi lucu dan menggemaskan, malah terkesan menjengkelkan.
Sayangilah orangtua apa adanya, dengan segala keluguan dan kekurangan mereka, selama mereka masih ada bersama kita. Suatu saat nanti, saat suara mereka sudah tidak lagi terdengar suaranya dan bahkan Ketika mereka sudah tidak Bersama kita, kita pasti akan KANGEN dan merasa KEHILANGAN .
Banyak anak yang concern tentang Kesehatan orang tuanya ketika mereka mulai lanjut usia. Ini tidak boleh, itu tidak boleh. Ini tidak sehat, itu tidak sehat. Semuanya hanya berpikir agar orang tuanya sehat tapi mereka tidak mengerti bahwa larangan larangan tersebut mengorbankan “Kualitas hidup” orang tuanya.
Kualitas Hidup itu juga penting dijaga. Ketika Kualitas Hidup seseorang menjadi buruk, maka Harapan Hidup orang itu pun menurun dan bisa jadi secara mentalitas Orang Tua itu menjadi sedih dan menjadi depressi. Keadaan ini bisa menjadi masalah Kesehatan utama yang dapat membunuhnya. Studi yang dipublikasi di International Journal of Geriatric Psychiatry https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5552440/
Jadi kita harus menyeimbangkan antara mengerem pola makan orang tua kita agar hidup sehat. Tapi juga tidak membunuh kualitas hidup yang memicu depresi pada orang tua kita.
Juga perlu diingat, nanti kita juga akan menjadi tua, renta, keriput, dan cerewet seperti orangtua kita. Apa yang kita lakukan pada orang tua kita adalah training untuk anak kita nantinya mengikuti jejak Langkah kita.
Kunci Memahami Orang Tua kita adalah Kesabaran. Perlakukan Orang Tua kita dengan penuh respek dan dengan sabar. Balaslah cinta kasih orang tua kita selagi mereka sempat menikmati balasan cinta kasih kita. Sebab jika mereka sudah tiada. Semua cinta kasih sehebat apa pun juga juga sudah tidak ada gunanya.
“We never know the problems that our parent have to face until we are at the same age with them.” – GC
Selamat hari Lansia Nasional, tetap sehat tetap semangat dan tetap Bahagia… GC