IWA Blog

PERFECTION IN THE IMPERFECTION

PERFECTION IN THE IMPERFECTION

Voltaire, seorang filsuf dari Perancis suatu ketika pernah berkata demikian: “Le meglio è l’inimico del bene” yang kira-kira jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “The Best is the enemy of the good.” Atau dengan bahasa Indonesia: Sesuatu yang terBAIK itu adalah Musuh dari BAIK. Mengapa ia berkata demikian?

Jawabannya adalah… Coba lihat sebuah batu permata yang sempurna, jika ia terlalu sempurna justru ia menjadi terlihat tidak sempurna karena bentuknya seperti buatan manusia yang bisa jadi dibuat dari kaca. Tapi jika ia ada guratan sedikit di bagian dalamnya atau sering disebut sebagai urat batu, maka batu itu akan tampak sempurna.

Disuatu pagi yang begitu cerah, Vincent Van Gogh seorang Maestro yang begitu terkenal lukisannya sedang bersiap-siap untuk melukis di sebuah taman yang indah yang berada di kota Paris.

Hari itu merupakan hari yang indah. Cuaca cerah dan suhu yang sejuk membuat hari itu begitu sempurna untuk dituangkan di sebuah kanvas lukis. Van Gogh dengan hati bahagia memulai mengambil kuasnya dan mencelupkannya ke tinta hitam untuk membuat sketch.

Tiba-tiba, ada seorang wanita yang penasaran dan ingin tahu bagaimana lukisannya Van Gogh. Ia mencoba menhampiri sang Maestro. Namun apa mau dikata… oleh karena ia tidak memperhatikan tanah rumput yang tidak rata di depannya, wanita itu pun keserimpet, terjatuh dan menubruk Van Gogh yang sedang melukis.

Sebuah tarikan garis warna hitam muncul ditengah kanvas tersebut.

Wanita tersebut minta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian tersebut. Namun Van Gogh hanya tersenyum sambil mengatakan: “Tidak mengapa, saya akan mulai dengan garis ini.”

Dia akhirnya mengubah guratan kecelakaan tersebut menjadi sebuah batang pohon yang indah. Yang buat orang mungkin bukan sesuatu yang aneh. Tapi buat orang yang mengetahui taman itu, maka mereka tau bahwa di taman itu tidak ada pohon yang berada ditengah lukisan tersebut. Kecelakaan di pagi itu tetap bisa menjadi sempurna ditangan seorang maestro.

Saudaraku… Di dalam hidup ini seringkali banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan atau rancangkan. Kita sering melakukan kesalahan dan terkadang bisa jadi juga ketidaksempurnaan tersebut terjadi akibat kesalahan orang lain.

Kita selalu punya 2 pilihan pada saat itu. Apakah kita akan merasa kesal dan frustasi dengan keadaan itu atau kita akan mengerti bahwa di dalam hidup ini tidak ada yang sempurna sehingga dengan demikian kita harus melakukan semampu kita untuk membuat yang tidak sempurna itu menjadi sempurna.

Sadarilah juga bahwa ketidaksempurnaan itu sesungguhnya adalah cara pandang seseorang. Sekalipun pelukisnya Van Gogh, tapi jika orang yang melihat lukisannya adalah orang tidak mengerti lukisan, bagaimana ia bisa menilai mahakarya tersebut. Jika ia berkomentar, bisa jadi ia akan mengatakan bahwa itu adalah gambar yang tidak sempurna. Biarkanlah.

Jika kita mau memperhatikan sejarah penemuan sebuah inovasi di dunia ini, maka kita akan menemukan bahwa banyak penemuan sesungguhnya juga merupakan kesalahan – kesalahan dimasa lalu yang ternyata berubah menjadi sebuah inovasi penting. Misalnya P&G yang menemukan produk sabunnya untuk pertama kali karena kesalahan produksi. Demikian juga Chocolate Chip cookies juga diproduksi pertama kalinya oleh Ruth Wakefield di tahun 1930 karena suatu kesalahan.

Masih banyak lagi benda-benda penemuan berharga saat ini yang ditemukan karena kecelakaan atau kesalahan. Jadi kesalahan dalam hidup itu jangan langsung disikapi negatif. Bisa jadi kesalahan itu malahan menjadi inovasi penting kita di masa mendatang.

Jika kita berkata saya tidak sempurna (Imperfect), sesungguhnya itu sempurna (I’m Perfect) Sebuah tanda baca dan spasi dapat mengubah kata ketidak sempurnaan tersebut menjadi sempurna. Jadi jangan kehilangan kreativitas, temukan tanda koma dan spasi untuk membuat karya kita yang tidak sempurna itu menjadi sempurna.

Ingatlah apa yang pernah dikatakan oleh Confucius, “宁做有瑕玉,不做无暇石, Nìng zuò yǒu xiá yù ,bú zuò wúxiá shí, Better a diamond with a flaw than a pebble without.” Yang maknanya kira-kira: Lebih baik sebuah batu permata yang cacat daripada sebuah batu kerikil yang sempurna.

Tidak penting juga bagi kita untuk berusaha hidup sempurna dalam setiap hal. Sebab di dunia ini akan selalu saja terjadi dimana banyak hal terjadi ketidak-sempurnaan. Yang harus dilakukan adalah bukan “selalu” berusaha menyempurnakannya hingga sempurna. Melainkan “MENERIMA” ketidak-sempurnaan tersebut. Itu langkah awal yang sempurna menuju kesempurnaan.

Juga lebih baik bangga dengan karya sendiri yang walaupun tidak sempurna itu merupakan karya kita sendiri (ASLI), daripada kita mengambil karya orang yang sempurna dan mengakui karya kita. (PALSU)

Ingatlah selalu bahwa lebih baik hasil karya luar biasa yang tidak sempurna (Diamond) daripada hasil karya biasa yang sempurna. Tetaplah hasilkan karya yang luar biasa dengan kerja keras dan usaha keras, sekali pun itu tidak sempurna, tidak mengapa. Sebab itu berharga…

Have a Great Day! GC

Leave a Comment

slot77